Retorik Yang Merindukan Jawaban
Karya: Munif Akhsan
Gambar dari: saungbambumurah.com
Hai sahabatku
Tak cukup tiga ratus matahari atmaku menopang renjana
Dahaga bayang akan dua puluh kepatuhan malam yang engkau punya
Lantas memungut fajar beraroma basah bersama pelita
Hai sahabat lamaku
Bagaimana aku tak menitipkan hati padamu?
Sementara dahulu pagar sore menjadi saksi bisu
Kelakar anak-anak rimba di anyaman bambu
Mengayuhkan takdir dari seantero penjuru ranah semu
Hai sahabatku
Bagaimana mungkin aku tak merindukanmu?
Kala hadirmu sembuhkan goresan luka perdu berduri
Membubungkan suara syahdu maha sastra tak tertandingi
Membunuh abai yang tak puas menggerogoti intuisi
Hai sahabat lamaku
Akankah Tuanmu rela kita bertemu dalam lipatan jari?
(Salatiga, 31 Maret 2022)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar