JANJI SENJA
Oleh : Yafi Nabilatur R.
Senja dengan semua kenangannya, aku harap itu menjadi sebuah kalimat yang tak ingin ku dengar lagi. Aku Yafi Nabila perempuan dengan segala kebimbangan. Disini aku akan bercerita tentang persahabatanku. Aku memiliki dua sahabat laki-laki yang bernama Rico dan Ain. Kita saling mengenal melalui hobi kesamaan, dan bisa sangat akrab walaupun umur Rico lebih tua dari pada Ain yang seumuran denganku, disini bahkan aku menganggap mereka lebih sebagai sahabat melainkan sebagai kakakku sendiri. Karna aku anak pertama aku juga ingin merasakan sebagai adik, saat itu aku dan Ain yang baru saja lulus SMA sedangan Rico sudah bekerja, pergi ke sebuah café stylo yang memang itu sudah menjadi tempat langganan untuk santai dan sekedar bercengkrama. Sambil memesan kopi andalannya dia menanyakan kepadaku perihal kelanjutan sekolahku, disitu aku menjawab jika aku dan Ain sudah mendaftar ke universitas yang kami inginkan tapi kami gagal dalam seleksi dan pada ahirnya kami memilih universitas yang sama UIN SAGA dari situ aku mengucapkan janji untuk fokus belajar tidak dengan yang lain. Saat kami mulai masuk ke dunia perkuliahan aku dan Ain saling membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas PBAK. tidak terasa semua telah terlewati, saat semua sudah terlewati aku hanya bisa mengandalkan Ain kemanapun, dari situ Ain mengutarakan perasaannya kepadaku tetapi di satu sisi aku memikirkan Rico yang juga menyukaiku lebi dulu, aku hanya bisa diam karna ternyata Rico juga telah mengetahuinya. Ain mengajakku keluar setiap sore karna tau jika aku berada diasrama. Semakin banyak Ain mengubar konten motor bersamaku semakin banyak pula rasa khawatirku dengan semua keadaan ini, ternyata yang aku takutkan selama ini memang benar terjadi mereka beradu balap di sirkuit, aku mengetahui semua itu karna Ain lah yang bercerita kepadaku jika Ain memenangkan balap. disitu aku mulai menghindari mereka sampai Ain mengira jika aku keluar dari universitas itu, satu semester terlewati dan aku mendengar kabar jika Ain keluar dari kampus, sungguh bingung dan bimbang antara masa depan atau persahabatan yang membuat kita terpisah belah. Aku hanya ingin semua kembali seperti dulu dimana kita bisa saling membantu tanpa ada rasa ragu.