Perjalanan Menuju Mimpi
Oleh : Yuniza Zahra Aulia
"Kemarilah Sena ayah ingin berbicara.” Ucap ayah mengintrupsi
kegiatan nya. “Ada apa ayah?.”
“Ayah ingin kamu bergabung dengan kelas tari tradisional karena
menurut ayah itu sangat cocok untukmu."
“Aku tidak mau ayah, aku mau menari balet bukan tradisional." Sena
mencoba untuk berbicara pada ayah nya.
“Berikan alasan pada ayah agar ayah dapat menerima keputusan mu.” Tanyanya
dengan nada tegas. “Aku menyukai tari
itu ayah, menurutku akan sangat cocok jika aku bisa menarikan tarian itu, aku
merasa seperti putri di negeri dongeng tiap kali membayangkan nya,” dengan keyakinan Sena
memberikan pendapat sambil tersenyum.
“ Ayah menolak tawaran mu, kau tetap akan masuk kelas tari
tradisonal lagi pula tidak buruk untuk mu. Dan perlu ayah tekan kan ayah tak
menerima penolakan dari mu, mengerti!.” Mendengar nada tak terbantah kan yang
keluar dari ayah nya membuat Sena hanya bisa mengangguk lesu.
Di hari awal Sena mengikuti tari tradisional, Sena dengan bercanda
menjalani latihan tersebut karna yang dipikirkan nya saat itu tarian ini hanya
untuk orangtua nya, dia tidak menginginkan semua itu, meskipun tidak diragukan
lagi bahwa dia menari dengan sangat baik untuk seorang pemula. Ketika dia
sampai di rumah, Sena lebih memilih menonton pertunjukan balet melalui layar ponselnya
daripada mengulangi tarian di kelas.
"Aku berharap suatu hari nanti aku bisa menari balet sesuai
keinginan ku dan tidak lagi diam-diam menonton tarian itu."
Lambat laun, Sena sudah mulai nyaman denga apa yang di jalani nya
saat ini, bahkan ia seringkali mengikuti kejuaraan lomba dari berbagai acara
tari tradisional. Juara sudah seringkali Sena peroleh namun tidak menutup kemungkinan
Sena pernah gagal dalam perlombaan, tapi itu semua menjadikan semangat baru
untuk nya.
Suatu hari ayahnya datang mengunjungi kamarnya dan berkata,
"Sena, ayah telah melihat perjuanganmu dan ayah rasa bahwa sudah saat nya
kamu mencoba untuk bertanggung jawab dengan apa yang kamu pilih. Lusa, kita
akan mendaftar untuk kelas balet" Dengan wajah bingung, Sena menjawab,
"Apakah tidak apa-apa, Ayah? Kamu tidak akan marah padaku jika aku
bergabung dengan kelas balet?"
"Mengapa aku harus marah, selama ini aku hanya mempersiapkan mu
untuk masa depan sehingga kamu tidak hanya melihat dunia tari dari apa yang
kamu sukai saja tapi melihat tari dari berbagai sisi dan bidang."
"Terima kasih Ayah, kalau begitu lusa, ayo kita mendaftar
untuk kelas balet Ayah."
"Ya, tapi perlu kau ingat ayah tidak ingin kau keluar dari
kelas tradisonal saat ini, bagaiman kau sepakat?."
"Ayah!, tentu saja aku sepakat." Hari itu Sena sangat
senang dengan apa yang dikatakan ayahnya dan sesuai janji mereka mendaftar
kelas balet, karena Sena berbakat dalam seni membuat nya semakin dikenal banyak
orang dengan kemampuan nya dalam menarikan tarian yang berbeda genre. Dengan
kemampuan yang semakin terasah sekarang Sena adalah penari yang hebat, dia
sangat bahagia karena pada akhirnya, apa yang dia impikan bisa menjadi
kenyataan juga.
Pesan molar
Terkadang kita harus melalui cara lain untuk mendapatkan apa yang
kita inginkan, dan selama kita menikmati prosesnya apa yang terjadi pasti akan
bermanfaat bagi kita di masa depan, percaya saja pada apa yang tengah dijalani.
Bogor, 11 Maret 2025