Perjalanan Menuju Mimpi

 

Perjalanan Menuju Mimpi

Oleh : Yuniza Zahra Aulia



 

 Di suatu pagi yang cerah seorang gadis tengah menari mengikuti alunan musik, dia menari dengan sangat gembira mengikuti seorang ballerina yang sedang menari  melalui televisi di ruang keluarga. Gadis tersebut bernama Sena. Tanpa Sena sadari orangtua nya tengah memperhatikan dia menari, hingga terdengar suara memanggil namanya.

"Kemarilah Sena ayah ingin berbicara.” Ucap ayah mengintrupsi kegiatan nya. “Ada apa ayah?.”

“Ayah ingin kamu bergabung dengan kelas tari tradisional karena menurut ayah itu sangat cocok untukmu."

“Aku tidak mau ayah, aku mau menari balet bukan tradisional." Sena mencoba untuk berbicara pada ayah nya.

“Berikan alasan pada ayah agar ayah dapat menerima keputusan mu.” Tanyanya dengan nada tegas.  “Aku menyukai tari itu ayah, menurutku akan sangat cocok jika aku bisa menarikan tarian itu, aku merasa seperti putri di negeri dongeng tiap kali membayangkan nya,” dengan keyakinan Sena memberikan pendapat sambil tersenyum.

“ Ayah menolak tawaran mu, kau tetap akan masuk kelas tari tradisonal lagi pula tidak buruk untuk mu. Dan perlu ayah tekan kan ayah tak menerima penolakan dari mu, mengerti!.” Mendengar nada tak terbantah kan yang keluar dari ayah nya membuat Sena hanya bisa mengangguk lesu.

 

Di hari awal Sena mengikuti tari tradisional, Sena dengan bercanda menjalani latihan tersebut karna yang dipikirkan nya saat itu tarian ini hanya untuk orangtua nya, dia tidak menginginkan semua itu, meskipun tidak diragukan lagi bahwa dia menari dengan sangat baik untuk seorang pemula. Ketika dia sampai di rumah, Sena lebih memilih menonton pertunjukan balet melalui layar ponselnya daripada mengulangi tarian di kelas.

"Aku berharap suatu hari nanti aku bisa menari balet sesuai keinginan ku dan tidak lagi diam-diam menonton tarian itu."

Lambat laun, Sena sudah mulai nyaman denga apa yang di jalani nya saat ini, bahkan ia seringkali mengikuti kejuaraan lomba dari berbagai acara tari tradisional. Juara sudah seringkali Sena peroleh namun tidak menutup kemungkinan Sena pernah gagal dalam perlombaan, tapi itu semua menjadikan semangat baru untuk nya.

 

Suatu hari ayahnya datang mengunjungi kamarnya dan berkata, "Sena, ayah telah melihat perjuanganmu dan ayah rasa bahwa sudah saat nya kamu mencoba untuk bertanggung jawab dengan apa yang kamu pilih. Lusa, kita akan mendaftar untuk kelas balet" Dengan wajah bingung, Sena menjawab, "Apakah tidak apa-apa, Ayah? Kamu tidak akan marah padaku jika aku bergabung dengan kelas balet?"

"Mengapa aku harus marah, selama ini aku hanya mempersiapkan mu untuk masa depan sehingga kamu tidak hanya melihat dunia tari dari apa yang kamu sukai saja tapi melihat tari dari berbagai sisi dan bidang."

"Terima kasih Ayah, kalau begitu lusa, ayo kita mendaftar untuk kelas balet Ayah."

"Ya, tapi perlu kau ingat ayah tidak ingin kau keluar dari kelas tradisonal saat ini, bagaiman kau sepakat?."

"Ayah!, tentu saja aku sepakat." Hari itu Sena sangat senang dengan apa yang dikatakan ayahnya dan sesuai janji mereka mendaftar kelas balet, karena Sena berbakat dalam seni membuat nya semakin dikenal banyak orang dengan kemampuan nya dalam menarikan tarian yang berbeda genre. Dengan kemampuan yang semakin terasah sekarang Sena adalah penari yang hebat, dia sangat bahagia karena pada akhirnya, apa yang dia impikan bisa menjadi kenyataan juga.

 

Pesan molar

Terkadang kita harus melalui cara lain untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, dan selama kita menikmati prosesnya apa yang terjadi pasti akan bermanfaat bagi kita di masa depan, percaya saja pada apa yang tengah dijalani.

 

Bogor, 11 Maret 2025

Kataba

KATABA : Komunitas Pegiat Literasi Santri Ma'had Al-Jami'ah KATABA adalah komunitas pegiat literasi di lingkungan Ma'had Al-Jami'ah IAIN Salatiga yang lahir pada 16 Maret 2017. Komunitas ini terbentuk dari inisiatif seorang mahasiswa kelas khusus Internasional (KKI) program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, yaitu Muhammat Sabar Prihatin. Pengalaman dan prestasinya di dunia literasi yang membludak, mulai dari prestasi lokal hingga internasional, membuatnya tergugah untuk menyalurkan bakatnya. Setelah sekian kali mengikuti berbagai event literasi, akhirnya ia merasa terpanggil untuk menciptakan sebuah wadah yang menaungi kompetensi orang lain. Pada suatu event bernama Pelatihan Jurnalistik Santri Nusantara yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2017, ia merasa terinspirasi untuk menyalurkan bakatnya dengan cara memberi jalan terang bagi mereka yang ingin menemukan potensi diri. Diciptakanlah sebuah komunitas literasi bernama KATABA.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama