Selasa, 12 Mei 2020

Tak Berarti, Tuan

Tak Berarti, Tuan
Oleh: Rizka Widyastutik


(Sumber foto ilustrasi: google)


Dulu...
Jarak terasa begitu dekat lekat
Pekat terikat tanpa sekat
Ramadhan; selain menahan pun sesaat
Kini, ruang hambur terasa sesak
Bak salam terpepet waktu imsak
Memilah tawa, namun tersisa
Gemuruh isak

Jangan sampai;
Bumi semakin menua
Kita tak kunjung bersua
Tanpa sapa jua
Ah, dunia hanya fatamorgana
Allah kita tak sedang murka
Kita hanya diberi jeda, meminta
Riuh keluh tumpukan daging bernafas

Semakin jelas
Sahut menyahut saling berbalas
Raut menyurut insan terbias
Ingin dan harap seakan tak selaras
Di sini, kita hanya begini;
Terkandung dalam rahim suci
Lahir tanpa permisi
Tanpa tapi

Namun tetap akan pergi
Dunia; manifestasi dari rehat
Aset fana yang dibanggakan
Setelahnya tak berarti, tuan.


Ngawi, 4 Mei 2020

1 komentar: