Selasa, 28 September 2021

Simpang Lima Perbatasan Nasib


Simpang Lima Perbatasan Nasib

Ali Hamidi




/1/

Simpang lima perbatasan nasib

Sunyi suntuk membesarkan tiga anak lampu

Mewakili manusia melata, miskin, kaya dan tidak punya apa-apa

Menyapa orang-orang yang sedang melakukan perjalanan


/2/

Merah seraya asmara yang menghentikan waktu

Sementara manusia di tepian jalan masih kesepian:

Tak sempat makan, sebab sibuk menghitung sisa umur

Mengemis kepada hujan dan menadah: menjilat debu dan angin-anginan


/3/

Kuning merayu hening, menggoda arah cuaca

Lekas melarikan diri pada musim, derita pilih kasih

Kepada yang tak sanggup menaiki kakinya sendiri

Kepada yang tak peduli dan pura-pura mati


/4/

Dan hijau adalah akhir puisi ini

Barangkali lampu lalu lintas ialah cerminan nasib

Yang memeluk sepi di keramaian bumi

Sisa-sisa kemanusiaan yang hampir punah

Dan kami mencari-cari bagaimana senyum itu muncul

Di pipi mereka yang melarat



Salatiga, September 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar