Digital Era Society 5.0: Peran Para Akuntan Di Era Society 5.0

 

Oleh: Salsabila Kamila

A.   Pendahuluan

Era Society 5.0 pertama kali dicetuskan oleh negara Jepang. Hal itu akan berakibat pada berkurangnya penggunaan sumber daya manusia. Oleh karena itu, sebagian akuntan merasa tidak yakin apakah dirinya akan mampu bertahan atau akan tergantikan oleh teknologi. Perubahan teknologi ini dapat mengubah cara pandang manusia sehingga menimbulkan pemikiran-pemikiran baru. Era Society 5.0 merupakan era di mana ilmu pengetahuan berbasis modern akan digunakan untuk mempermudah kehidupan manusia, seperti dengan menggunakan robot dan AI. Era tersebut telah diresmikan sejak tahun 2019 sebagai revolusi dari revolusi Industry 4.0. Society 5.0 sebenarnya merupakan penyempurnaan dari era-era sebelumnya (Ariani & Syahrani, 2022). Society 0.5 ini menghadirkan banyak perubahan terutama pada bidang akuntan. Banyak tuntutan bagi seorang akuntan yaitu harus berdamai dengan teknologi saat ini, walaupun society 5.0 ini sangat memberikan pengaruh bagi profesi mereka yang tergantikan oleh kecerdasan buatan.

Kemungkinan profesi akuntan akan tergantikan oleh robot di tahun 2030 adalah sebesar 94% persentasenya. Tidak dapat dimungkiri bahwa kemajuan teknologi yang semakin canggih membuat pandangan beberapa orang setuju dengan data ini. Kemajuan teknologi yang bermunculan di bidang akuntansi, seperti big data, blockchain, dan AI sudah cukup banyak dijumpai di beberapa perusahaan (Andriyanto et al., 2021). Adanya big data akan menyediakan sumber baru bagi data non-finansial dan membantu perusahaan dalam mengambil keputusan khusus dalam memberikan penilaian atas laporan keuangan. Setelah itu, hadirnya blockchain akan mendistribusikan semua data keuangan ke seluruh pihak yang memiliki kepentingan atas laporan keuangan sehingga akuntan tidak perlu melakukan rekonsiliasi atas pembukuannya.

Pada kenyataannya peran seorang akuntan dinilai tidak seutuhnya akan tergantikan. Akuntan masih memegang peranan yang akan terus bertahan meskipun teknologi semakin canggih. Peranan seorang akuntan yang tidak dapat tergantikan, seperti menganalisis data, mengukur kualitas suatu laporan keuangan, dan menjadi konsultan untuk suatu perusahaan (Latifah et al., 2020).

 

Kata Kunci: Peran profesi akuntan, era Society 5.0.

 

B.   Pembahasan

Di era Revolusi Industri 5.0, peran para Akuntansi mengalami transformasi yang lebih mendalam, dengan Revolusi Industri 5.0 membawa konsep baru yang menekankan pada keterhubungan dan sinergi antara manusia dan mesin, yang disebut dengan “integrasi manusia-mesin” (Selvi & Eny, 2023). Tidak menutup kemungkinan adanya tuntutan atas keberlangsungan profesi akuntan untuk mendapat pekerjaan yang lebih luas tanpa menghilangkan peran akuntan seutuhnya (Afni, 2023).

Perkembangan teknologi nantinya akan terbalik dengan jumlah akuntan yang ada. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa dampak teknologi sangatlah besar atas eksistensi profesi akuntan yang ada. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Putri dengan tema penelitian Dampak Teknologi Artificial Intelligence Pada Profesi Akuntansi dimana Integrasi mendalam dari teknologi yang muncul seperti big data, ML dan AI di bidang akuntansi akan tetapi belum diimbangi dengan keselarasan regulasi terutama yang terkait dengan data dan sistem elektronik.(Ernis & Pirdaus, 2022).

Menghadapi tantangan era Society 5.0, para akuntan harus dapat memanfaatkan peluang dari kemajuan teknologi, menguasai berbagai skill, karakter, dan kompetensi yang sesuai dengan era digital (Monica  dkk, 2022). tidak hanya soft skill tetapi harus ditambah dengan hard skill baik interpersonal skills maupun intra-personal skills, business understanding skills dan technical skills agar dapat memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan bidangnya. Hal ini tentu akan sangat membantu bagi seorang akuntan dalam menghadapi tantangan era selanjutnya (Miranti, 2023).

Keterampilan yang dibutuhkan dalam era Society 5.0 lebih berfokus pada teknologi, cara berpikir, dan pemecahan masalah. Keterampilan memecahkan masalah yang kompleks, kemampuan sosial yang mencakup koordinasi, negosiasi, persuasi, kepekaan dalam memberikan bantuan, serta kecerdasan emosional diperlukan untuk membekali akuntan masa depan pada setiap proses bisnis. Selain itu, akuntan juga memerlukan system skills, yaitu kemampuan untuk melakukan pengambilan keputusan dengan pertimbangan cost-benefit serta kemampuan mengetahui cara kerja sistem dan bagaimana sistem itu dibuat serta cara mengoperasikannya. Kemampuan kognitif yang baik juga diperlukan akuntan untuk dapat memahami fungsi pemasaran strategis, dan memprediksi persaingan pasar global di masa depan, sehingga akuntan dapat menggabungkan pengetahuannya dengan informasi keuangan dan menjalankan perannya sebagai penasihat keuangan (Monica et al., 2022).

Dan juga dengan adanya society 5.0 ini kita bisa memanfaatkan aplikasi akuntansi dan analisis data untuk membantu para akuntan mendapatkan informasi keuangan dan data yang akurat serta cepat. Tetapi, disisi lain akan semakin banyak data yang disimpan secara digital. Maka dari itu, para akuntan harus bisa meningkatkan keamanan data dengan mematuhi regulasi terkait perlindungan data dan privasi. Jangan sampai data-data tersebut terbobol oleh pihak asing, sehingga akan merugikan perusahaan dan juga diri sendiri.

Seorang akuntan menjadi sosok yang penting bagi publik sampai kapan pun karena seorang akuntan memiliki tanggung jawab untuk menginformasikan laporan keuangan suatu instansi kepada pihak internal maupun eksternal. Secara tidak langsung, seorang akuntan pastinya akan selalu berhubungan dengan manusia lainnya dan ini tidak bisa dilakukan oleh robot atau mesin (Monica et al., 2022)

 

C.   Kesimpulan

Di era society 5.0 ini telah memberikan banyak perubahan terutama pada bidang akuntansi, yang memberikan banyak tantangan untuk para akuntan. Meskipun peran peluang profesi untuk para akuntan telah tergantikan dengan society 5.0 seperti kecerdasan buatan. Tetapi, kita harus mengembangkan soft skill, hard skill,  prototype teknologi baru, bisnis dan pengembangan kemampuan teknologi, serta pendidikan international certification. agar para akuntan masih memiliki peluang profesi baru dan perluasan peran. Kita harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih saat ini dengan memanfaatkan teknologi terbarukan. Tetapi, bagaimana pun masih ada peran profesi akuntan yang tidak bisa tergantikan oleh kecerdasan buatan seperti menganalisis data, mengukur kualitas suatu laporan keuangan, dan menjadi konsultan untuk suatu perusahaan.

 

Daftar Referensi

Afni, A. N. (2023). Studi Literatur Dampak Penerapan Artificial Intelligence (Ai) Terhadap Profesi Akuntan.

Andriyanto, M. D., Nugraha, M. R., Jannah, M., & Maharani, S. N. (2021). Pengaruh Kemajuan Teknologi terhadap Profesi Akuntan. Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 1(6), 186–192.

Ariani, D., & Syahrani. (2022). Manajemen Pesantren dalam Persiapan Pembelajaran 5.0. Cross-Border, 5(1), 611–621.

Ernis, P. D., & Pirdaus, P. (2022). Dampak Teknologi Artificial Intelligence Pada Profesi Akuntansi. Ekoma: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, 2(1), 131–137.

Latifah, S. E., Junaidi, & Sari, A. F. K. (2020). Persepsi Mahasiswa   Akuntansi tentang Keilmuan Akuntansi dan Soft Skill (Bahasa Inggris dan Teknologi Informasi) terhadap Kesiapan Menghadapi Tantangan Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi, 9(5), 40–55.

Miranti Handayani. (2023). Profesi Akuntan Di Era Society 5.0. Artikel Ilmiah Sistem Informasi Akuntansi (AKASIA), 3(1), 10.

Monica M. C. D., Putu W. Y. K., Lovenka D. N., & Agus M. (2022). Peran Akuntan Dalam Menghadapi Digitalisasi Ekonomi Menjelang Era Society 5.0. Jurnal Akuntansi Dan Ekonomi, 7(3), 57-64.

Silvi Indah Nurvita Sari., & Eny Latifah. (2023). Peran Akuntan Di Era Society 5.0. Journal Of International Accounting Research, 2(2), 124.

Kataba

KATABA : Komunitas Pegiat Literasi Santri Ma'had Al-Jami'ah KATABA adalah komunitas pegiat literasi di lingkungan Ma'had Al-Jami'ah IAIN Salatiga yang lahir pada 16 Maret 2017. Komunitas ini terbentuk dari inisiatif seorang mahasiswa kelas khusus Internasional (KKI) program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, yaitu Muhammat Sabar Prihatin. Pengalaman dan prestasinya di dunia literasi yang membludak, mulai dari prestasi lokal hingga internasional, membuatnya tergugah untuk menyalurkan bakatnya. Setelah sekian kali mengikuti berbagai event literasi, akhirnya ia merasa terpanggil untuk menciptakan sebuah wadah yang menaungi kompetensi orang lain. Pada suatu event bernama Pelatihan Jurnalistik Santri Nusantara yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2017, ia merasa terinspirasi untuk menyalurkan bakatnya dengan cara memberi jalan terang bagi mereka yang ingin menemukan potensi diri. Diciptakanlah sebuah komunitas literasi bernama KATABA.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama