TANTANGAN DAN PELUANG MENJAGA TRADISI DI TENGAH MODERNISASI

 

Oleh: Cindy Hasna Nauroh

Di era globalisasi yang serba cepat ini, telah memberikan perubahan besar di dalam berbagai aspek kehidupan manusia,mulai dari teknologi,gaya hidup,hingga pola pikir masyarakat.meskipun modernisasi menawarkan berbagai kemudahan dan kemajuan hal ini juga menimbulkan tantangan besar dalam mempertahankan dan melestarikan tradisi budaya lokal yang menjadi identitas bangsa.Artikel ini akan mengulas pentingnya menjaga tradisi di tengah gelombang modernisasi,tantangan yang akan dihadapi,serta peluang untuk melestarikannya.

Tradisi merujuk pada kebiasaan,adat ,dan nilai yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.tradisi tidak hanya berbentuk ritual atau upacara,namun juga mencangkup pola pikir,sistem sosial,dan hubungan alam serta lingkungan.sebagai Di sisi lain modernisasi merujuk pada perubahan sosial dan budaya akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.modernisasi sering di kaitkan dengan urbanisasi, industrialisasi,dan modernitas yang dapat mengubah cara hidup tradisional menjadi lebih serba instan dan praktis.juga pengaruh cara pandang dan gaya hidup masyarakat, yangggg dapat merubah nilai nilai tradisional.contoh,kearifan lokalyang ada di berbagai daerah di Indonesia menjadi landasan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil dan pembahasan

Pengaruh teknologi dan juga media sosial telah mengubah cara seseorang berkomunikasi dan mengakses informasi.Di satu sisi,hal ini memudahkan seseorang untuk terhubung dan memperoleh ilmu pengetahuan.Namun,di sisi lain, media sering kali mengutamakan budaya pop yang bersifat global, sementara tradisi lokal cenderung terpinggirkan.hal ini menyebabkan generasi muda lebih tertarik pada budaya asing dan kurang mengenal serta menghargai tradisi lokal.urbanisasi dan pengaruh gaya hidup yang pesat menyebabkan banyak orang berpindah ke kota untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.hal ini mengakibatkan pergeseran budaya,dimana tradisi-tradisi yang awalnya di jaga di desa atau komunitas tertentu, tergusur oleh kehidupan modern yang lebih individualistis dan konsumtif.masyarakt kota cenderung lebih sibuk dengan kehidupan sehari-hari, sehingga tidak memiliki waktu atau keinginan untuk memelihara tradisi. juga kebijakan dan ketidak pedulian pemerintah yang kebanyakan lebih fokus pada pembangunan ekonomi dan infrastruktur, sementara aspek budaya seringkali di anggap sebagai hal yang kurang penting.minimnya perhatian terhadap pelestarian tradisi membuat banyak budaya lokal mulai terkikis.misalnya banyak tempat wisata yang lebih menonjolkan kemajuan teknologi dan modernitas daripada menampilkan warisan budaya itu sendiri yang memberi daya tarik tersendiri.

 

Peluang untuk melestarikan budaya seperti pemanfaatan teknologi.meskipun teknologi sering di anggap sebagai ancaman tradisi, teknologi juga dapat menjadi sarana untuk melestarikan dan memperkenalkan tradisi, teknologi juga dapat menjadi sasaran untuk melestarikan dan memperkenalkan tradisi kepada masyarakat luas.melalui internet, media sosial, dan platform digital lainny, masyarakat dapat berbagi dan mempromosikan budaya mereka.misalnya, video tentang tarian tradisional, kuliner khas daerah, atau upacara adat yang akan lebih mudah di akses oleh masyarakat luas bahkan sampai penjuru dunia.

Pendidikan dan pengenalan sejak dini

Mengajarkan generasi muda tentang pentingnya menjaga kebudayaan sejak usia dini menjadi langkah penting. Melalui pendidikan formal dan non formal, anak-anak dapat dikenalkan dengan nilai-nilai budaya,adat istiadat,dan kearifan lokal yang ada dalam daerahnya.sekolah dapat bekerjasama komunitas lokal untuk mengadakan kegiatan budaya, seperti festival tradisi atau kelas seni budaya.

Kolaborasi dengan industri kreatif

Industri kreatif dapat menjadi mitra dalam pelestarian tradisi.produk-produk lokal, seperti pakaian adat, kerajinan tangan,atau makanan khas daerah, dapat di produksi secara masal dengan kualitas tinggi yang dapat di pasarkan di pasar global.hal ini tidak hanya memberikan keuntungan tetapi juga dapat memperkenankan dan mempopulerkan tradisi daerah kepada duni luar.

Pelibatan komunitas lokal

Komunitas lokal memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga tradisi.melalui kegiatan sosial dan budaya yang di organisir oleh masyarakat itu sendiri, seperti perayaan hari besar, pementasan seni tradisional atau upacara adat, tradisi dapat terus hidup dan diteruskan kepada generasi muda berikutnya.

Penutup

Menjaga tradisi di tengah modernisasi adalah tantangan besar, namun bukan hal yang mustahil untuk dilakukan.dengan memanfaatkan teknologi, pendidikan, kolaborasi dengan industri kreatif dan melibatkan komunitas lokal,kita dapat melestarikan tradisi sambil menyambut kemajuan zaman.oleh karena itu penting bagi kita untuk menyadari bahwa meskipun modernisasi membawa banyak kemajuan, tradisi dan kearifan lokal tetap memiliki nilai yang tak ternilai sebagai identitas budaya dan sumber daya untuk masa depan.

Daftar pustaka

Aditama, D. (2015). Budaya Lokal dalam Era Globalisasi: Tantangan dan Peluang. Jakarta: Pustaka Ilmu.

Firdaus, S. (2018). Peran Teknologi dalam Melestarikan Budaya Lokal di Era Modernisasi. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 3(2), 45-58.

Haryanto, I. (2017). Globalisasi dan Pengaruhnya Terhadap Identitas Budaya Lokal. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Kusuma, W. (2019). Urbanisasi dan Dampaknya Terhadap Pelestarian Tradisi Lokal di Indonesia. Jurnal Sosial dan Budaya, 6(1), 23-35.

Mulyani, R. (2016). Pendidikan Budaya untuk Generasi Muda dalam Menghadapi Globalisasi. Surabaya: Lembaga Pendidikan Indonesia.

Supriyanto, B. (2020). Pelestarian Kearifan Lokal di Era Digital: Strategi dan Implementasi. Jurnal Kebudayaan, 8(3), 99-112.

Sugiarto, P. (2014). Kearifan Lokal dan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang Press.

Taufik, M. (2017). Pentingnya Tradisi dalam Pembangunan Sosial dan Budaya. Jakarta: Penerbit Media Karya.

Harap diperhatikan bahwa daftar pustaka ini bersifat contoh dan tidak berasal dari sumber yang sebenarnya. Anda dapat menggantinya dengan referensi yang lebih sesuai jika menggunakan artikel ilmiah asli atau sumber lainnya yang relevan.

Kataba

KATABA : Komunitas Pegiat Literasi Santri Ma'had Al-Jami'ah KATABA adalah komunitas pegiat literasi di lingkungan Ma'had Al-Jami'ah IAIN Salatiga yang lahir pada 16 Maret 2017. Komunitas ini terbentuk dari inisiatif seorang mahasiswa kelas khusus Internasional (KKI) program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, yaitu Muhammat Sabar Prihatin. Pengalaman dan prestasinya di dunia literasi yang membludak, mulai dari prestasi lokal hingga internasional, membuatnya tergugah untuk menyalurkan bakatnya. Setelah sekian kali mengikuti berbagai event literasi, akhirnya ia merasa terpanggil untuk menciptakan sebuah wadah yang menaungi kompetensi orang lain. Pada suatu event bernama Pelatihan Jurnalistik Santri Nusantara yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2017, ia merasa terinspirasi untuk menyalurkan bakatnya dengan cara memberi jalan terang bagi mereka yang ingin menemukan potensi diri. Diciptakanlah sebuah komunitas literasi bernama KATABA.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama