Wanita yang Mulia
Oleh:Titik Mualifatus Sahiroh
Malam itu tepatnya pada malam 11 romadhon yang bertepatan dengan milad wanita paling mulia di dunia , aku duduk di dalam kamar yang sederhana, memandang ke arah gambar Syaidah Khodijah yang ada di hp. Aku merasa bahwa aku sedang berada di dalam kehadiran seorang wanita yang sangat mulia dan berpengaruh untuk menjadi panutan wanita di dunia.
Aku memikirkan tentang kehidupan Syaidah Khodijah, tentang perjuangan beliau bagaimana beliau menjadi seorang pedagang yang sukses dan seorang istri yang setia. Aku memikirkan tentang bagaimana beliau menjadi seorang ibu yang baik dan seorang pendidik yang bijak.
Tiba-tiba, aku mendengar suara yang lembut dan hangat. Aku memandang ke arah suara itu, dan melihat seorang wanita yang sedang berdiri di depanku. Wanita itu memiliki wajah yang cantik dan lembut, dengan mata yang bijak dan pengertian.
"Assalamu'alaikum," kata wanita itu dengan senyum yang hangat.
"Wa'alaikumsalam," jawabku dengan hormat.
Wanita itu berjalan mendekat ke arahku, dan memandang ke arah gambar Syaidah Khodijah yang ada di hp.
"Beliau adalah seorang wanita yang sangat mulia dan berpengaruh," kata wanita itu dengan suara yang lembut dan hangat.
"Aku setuju," jawabku dengan hormat.
Wanita itu memandang ke arahku, dan tersenyum dengan hangat.
"Kamu juga dapat menjadi seorang wanita yang mulia dan berpengaruh, seperti Syaidah Khodijah," kata wanita itu dengan suara yang lembut dan hangat.
Aku merasa bahwa aku sedang berada di dalam kehadiran seorang wanita yang sangat bijak dan pengertian. Aku merasa bahwa aku telah menemukan inspirasi dan motivasi untuk menjadi seorang wanita yang lebih baik .Wanita itu memandang ke arahku, dan tersenyum dengan hangat. "Ingatlah, anakku," kata wanita itu, "bahwa menjadi seorang wanita yang mulia dan berpengaruh tidaklah mudah. Tapi, dengan kesabaran, ketekunan, dan keimanan, kamu dapat mencapai apa yang kamu inginkan."
Aku merasa bahwa aku telah menerima pesan yang sangat berharga dari wanita itu. Aku merasa bahwa aku telah menemukan jalan yang benar untuk menjadi seorang wanita yang lebih baik dan lebih berpengaruh.
Aku berdiri dan berjalan ke arah wanita itu, dan memeluknya dengan hangat. "Terima kasih, ibu," kataku dengan suara yang penuh dengan rasa hormat dan menghargai.Wanita itu memelukku kembali, dan tersenyum dengan hangat. "Semoga kamu menjadi seorang wanita yang mulia dan berpengaruh, anakku," kata wanita itu dengan suara yang penuh harapan dan rasa kepercayaan.
Tuban, 11 Maret 2025