Paket Terakhir:
Ketika JNE Mengantar Cinta yang Tak Sempat Diucap
Oleh: Nur Makfud Zaenuri
Sebuah Cerita
Nyata Tentang Pengiriman, Penyesalan, dan Sebuah Surat yang Sampai Terlambat
Dalam hidup,
kita sering kali menunda banyak hal—termasuk mengungkapkan rasa sayang kepada
orang tua. Kita berpikir waktu akan selalu ada. Hingga kenyataan membuktikan
sebaliknya.
Itulah yang
saya alami, ketika ayah saya jatuh sakit di kampung halaman kami—sebuah pulau
kecil di Sulawesi—sementara saya sedang bekerja di Jakarta. Tak ada penerbangan
langsung, kapal laut pun tidak memungkinkan saat itu. Yang bisa saya lakukan
hanyalah mengirimkan sesuatu yang beliau minta beberapa minggu sebelumnya:
jaket lamanya, dan selembar surat tulisan tangan dari saya.
Saya memilih
mengirimkannya melalui JNE. Bukan hanya karena kecepatan layanan
YES-nya, tapi karena JNE sudah jadi nama terpercaya sejak dulu di keluarga
kami. Saya berharap paket itu sampai tepat waktu. Saya percaya.
Kiriman yang
Melampaui Sekadar Barang
Dari Jakarta,
paket saya langsung meluncur cepat ke Surabaya, Makassar, lalu Kendari. Saya
sempat lega melihat status pelacakan yang terus bergerak aktif.
Namun kenyataan
kembali berbicara pahit.
Dua hari
sebelum paket itu tiba, ayah saya meninggal dunia.
Tidak ada kata
yang bisa menggambarkan rasa bersalah saya saat itu. Tapi saya tetap berharap,
semoga kiriman itu bisa menjadi penutup yang layak. Mewakili pelukan yang tak
sempat saya berikan.
Kurir yang
Menyeberangi Laut
Dua hari
kemudian, paket itu sampai di rumah kami.
Yang
mengejutkan, kurir JNE lokal menempuh jalur yang luar biasa: ia naik perahu
kecil pinjaman warga, lalu berjalan kaki hampir dua kilometer melewati jalan
tanah. Semua demi menyampaikan satu paket kecil—yang bagi saya, nilainya jauh
lebih besar dari sekadar barang.
Di dalam paket
itu ada jaket tua, dan surat yang berisi ucapan terima kasih, penyesalan, dan
rasa cinta saya pada ayah. Surat yang akhirnya dibacakan di depan keluarga
besar, di ruang tamu yang kini sepi oleh kepergiannya.
JNE bukan hanya
mengantar barang. Hari itu, mereka mengantar sebuah perasaan yang belum
sempat disampaikan langsung oleh seorang anak kepada ayahnya.
SAT SET: Bukan
Sekadar Cepat, Tapi Tulus
Saya jadi
sadar, bahwa kecepatan pengiriman bukan hanya soal logistik dan layanan. Tapi
juga soal niat dan ketulusan dalam menjalankan tugas.
Slogan JNE—“Melesat
SAT SET”—bukan hanya permainan kata. Tapi mencerminkan semangat luar biasa
para kurir, yang bekerja melampaui medan sulit, hujan panas, bahkan samudra,
untuk memastikan paket tiba secepat dan sebaik mungkin.
Saya percaya,
kisah saya ini bukan satu-satunya. Di balik jutaan paket yang dikirim JNE
setiap hari, ada banyak cerita tentang cinta, rindu, permintaan maaf, hingga
harapan. Dan semua itu bisa sampai dengan selamat—karena ada tangan-tangan
tulus yang bekerja di baliknya.
Penutup: Terima
Kasih, JNE
Tahun ini JNE
genap berusia 34 tahun. Bagi saya, usia itu bukan hanya angka. Tapi perjalanan
panjang dalam menghadirkan pelayanan tanpa batas.
Terima kasih,
JNE, telah menjadi pengantar cinta dalam bentuk paling sederhana—namun paling
bermakna. Terima kasih telah menjadi jembatan antara aku dan Ayah, di saat
dunia memisahkan kami.
Dan untuk siapapun yang membaca ini—jangan tunda menyampaikan rasa sayangmu. Waktu tak pernah memberi tahu kapan akan terlambat.
#JNE
#ConnectingHappiness #JNE34SatSet #JNE34Tahun #JNEContentCompetition2025
#JNEInspirasiTanpaBatas