SALATIGA, kabarmahad – Halintar
Syahreza (Duta Santri Nasional 2019) menyapa mahasantri Ma’had Al Jamiah IAIN
Salatiga pada peringatan Hari Santri Nasional yang digelar di kampus 3 IAIN
Salatiga, Jumat, (11/10/19).
Kali
ini peringatan Hari Santri Nasional 2019 kedatangan tamu istimewa yaitu Duta
santri nasional tahun 2018. Halintar Syahreza adalah salah satu Duta Santri
Nasional yang terpilih tahun 2018 di Yogjakarta yang diadakan oleh PW Fatayat
NU DIY. Ia menuturkan bahwa ini merupakan salah satu bentuk pengabdiannya dan
inspirasi bagi santri-santri lainnya.
”Saya
adalah santri, dari kecil saya hidup di lingkungan pesantren. Karena di rumah
ada pesantren jadi saya rasa ini kesempatan saya untuk mengabdi dan
mengispirasi bagi santri lain di Indonesia untuk menunjukkan eksistensi seorang
santri itu ada dan pantas dimunculkan di skala nasional, bukan hanya artis-artis
saja yang menjadi idola dari santri pun harus muncul maka dari itu saya
tertarik. Saya bisa promosikan santri dan pondok pesantren dengan karakter
masing masing dengan akhlak dan adab ciri khas seorang santri” ungkapnya.
Duta
Sanri Nasional ini diadakan dua tahun sekali. Pertama kali diadakan pada tahun
2016 di Yogjakarta. Pada tahun 2018, Halintar menjurai Duta Santri Nasional kategori
The Best Performance. Duta Santri selanjutnya akan digelar pada tahun
2020 dengan lokasi yang masih dirahasiakan. Ia berharap akan ada perwakilan lagi
dari Ma’had Al Jamiah IAIN Salatiga yang maju pada tahun 2020 melanjutkan
estafet Firdan Fadlan Sidik, salah seorang mahasantri Ma’had Al-Jami’ah IAIN
Salatiga yang masuk 10 besar Duta Santri Nasional.
Dalam usahanya menjadi Duta Santri
Nasional ia terus belajar dan menempa diri. ”Sebenarnya saya bukan hanya sekali
ini ikut pemilihan ajang duta-duta. Saya pernah mengikuti duta pariwisata, duta
ikon Boyolali, dan juga saya menjabat sebagai duta pendidikan Jawa Tengah dan
duta pendidikan Nasional. Saya merasa tertarik karena pemilihan seperti ini
untuk menguji dan menata diri saya mampu atau tidak. Setelah itu saya belajar
advokasinya ketika menuju ke santri kita belajar tentang pondok pesantren dan
santri. Dan tes-nya juga banyak yaitu: Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan kitab
kuning. Tentunya saingan lingkup kita lingkup
nasional lebih banyak dan banyak yang lebih bagus dari kita, tapi itu tidak
membuat kita minder. Paling tidak saya masuk Duta Santri Nasional akan banyak
kenalan dan teman teman dari santri yang hebat. Memang betul saya bertemu
santri hebat yang ada di berbagai provinsi di Indonesia. Saya merasa mencoba
seperti apa sebisa apa, sekuat apa, dengan usaha semaksimal mungkin, ”tuturnya.
Duta Santri Nasional merupakan ajang
santri untuk berkompetisi dalam skala nasional yang selanjutnya menjadi ikon
yang diharapkan bisa menjadi corak bagi santri lain. Memang berat kita juga melatih
diri kita sendiri menjadi duta santri. Berbicara soal duta kita juga sebagai
ambasador dan itu adalah berat, menjalaninya juga harus dengan niat dan
bismillah niat menempa diri, memperbaiki diri baru kita sharing kepada orang
lain. (Abdul Wakhid/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar