Minggu, 13 Oktober 2019

Sapaan Duta Santri Nasional untuk mahasantri Ma’had Al Jamiah IAIN Salatiga


SALATIGA, kabarmahad – Halintar Syahreza (Duta Santri Nasional 2019) menyapa mahasantri Ma’had Al Jamiah IAIN Salatiga pada peringatan Hari Santri Nasional yang digelar di kampus 3 IAIN Salatiga, Jumat, (11/10/19).




Kali ini peringatan Hari Santri Nasional 2019 kedatangan tamu istimewa yaitu Duta santri nasional tahun 2018. Halintar Syahreza adalah salah satu Duta Santri Nasional yang terpilih tahun 2018 di Yogjakarta yang diadakan oleh PW Fatayat NU DIY. Ia menuturkan bahwa ini merupakan salah satu bentuk pengabdiannya dan inspirasi bagi santri-santri lainnya.

”Saya adalah santri, dari kecil saya hidup di lingkungan pesantren. Karena di rumah ada pesantren jadi saya rasa ini kesempatan saya untuk mengabdi dan mengispirasi bagi santri lain di Indonesia untuk menunjukkan eksistensi seorang santri itu ada dan pantas dimunculkan di skala nasional, bukan hanya artis-artis saja yang menjadi idola dari santri pun harus muncul maka dari itu saya tertarik. Saya bisa promosikan santri dan pondok pesantren dengan karakter masing masing dengan akhlak dan adab ciri khas seorang santri” ungkapnya.

Duta Sanri Nasional ini diadakan dua tahun sekali. Pertama kali diadakan pada tahun 2016 di Yogjakarta. Pada tahun 2018, Halintar menjurai Duta Santri Nasional kategori The Best Performance. Duta Santri selanjutnya akan digelar pada tahun 2020 dengan lokasi yang masih dirahasiakan. Ia berharap akan ada perwakilan lagi dari Ma’had Al Jamiah IAIN Salatiga yang maju pada tahun 2020 melanjutkan estafet Firdan Fadlan Sidik, salah seorang mahasantri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga yang masuk 10 besar Duta Santri Nasional.


Dalam usahanya menjadi Duta Santri Nasional ia terus belajar dan menempa diri. ”Sebenarnya saya bukan hanya sekali ini ikut pemilihan ajang duta-duta. Saya pernah mengikuti duta pariwisata, duta ikon Boyolali, dan juga saya menjabat sebagai duta pendidikan Jawa Tengah dan duta pendidikan Nasional. Saya merasa tertarik karena pemilihan seperti ini untuk menguji dan menata diri saya mampu atau tidak. Setelah itu saya belajar advokasinya ketika menuju ke santri kita belajar tentang pondok pesantren dan santri. Dan tes-nya juga banyak yaitu: Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan kitab kuning. Tentunya saingan lingkup kita  lingkup nasional lebih banyak dan banyak yang lebih bagus dari kita, tapi itu tidak membuat kita minder. Paling tidak saya masuk Duta Santri Nasional akan banyak kenalan dan teman teman dari santri yang hebat. Memang betul saya bertemu santri hebat yang ada di berbagai provinsi di Indonesia. Saya merasa mencoba seperti apa sebisa apa, sekuat apa, dengan usaha semaksimal mungkin, ”tuturnya.

Duta Santri Nasional merupakan ajang santri untuk berkompetisi dalam skala nasional yang selanjutnya menjadi ikon yang diharapkan bisa menjadi corak bagi santri lain. Memang berat kita juga melatih diri kita sendiri menjadi duta santri. Berbicara soal duta kita juga sebagai ambasador dan itu adalah berat, menjalaninya juga harus dengan niat dan bismillah niat menempa diri, memperbaiki diri baru kita sharing kepada orang lain. (Abdul Wakhid/red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar