Minggu, 13 Oktober 2019

Ma’had Al-Jami’ah Hadirkan Da’i Milenial


SALATIGA,Kabarmahad Pengurus Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga menggelar puncak  peringatan Hari Santri Nasional 2019 pada Jum’at (11/10/19) dengan Pengajian Akbar di halaman gedung Hasyim Asyari Kampus 3 IAIN Salatiga. Acara ini mengundang Dai kondang Gus Miftah Maulana Habiburrohman atau yang lebih dikenal publik dengan nama Gus Miftah, seorang mubaligh muda dengan metode dakwah yang unik.

Sebelum memasuki rutinitas dakwahnya, Perjalanan hidup Gus Miftah banyak mengalami masa yang memprihatinkan, mulai dari menjadi hidup sebatangkara di Yogyakarta, menjadi tukang kebun, berdagang aksesoris, hingga menjadi pengemudi becak. Gus Miftah mulai berkiprah di dunia dakwah sejak masih duduk di bangku perkuliahan. Perjalanan dakwah Gus Miftah dengan pendengarnya para penghuni kelab malam sebenarnya sudah ia lakukan selama 12-13 tahun, namun baru terekam akhir-akhir ini oleh media lantaran menyebarnya video dakwah Gus Miftah dalam suatu kelab malam.
Di awal masa dakwahnya, Ia banyak menyampaikan pengajaran-pengajaran islam ditempat-tempat hiburan malam. 

Dilansir dari Suara.com, “Sejak belasan tahun saya rutin keluar masuk lokalisasi di Yogyakarta untuk berceramah” ujar Gus Miftah. Dia juga berceramah di diskotik dan kelab-kelab malam serta ke berbagai komunitas. Karena ciri dakwah tersebut, ia dikenal juga dengan pendakwah kaum marjinal. Beliau melakukan metode dakwah seperti ini terinspirasi oleh alm. Gus Miek.

Dengan tampilan khas blangkon hitam juga cara dakwah yang milenialis dan mudah diterima oleh semua lapisan masyarakatmenjadikan dakwahnya tidak akan membuat bosan para jama’ah.
Selain banyak menyampaikan ceramahnya, Gus Miftah juga mengelola pondok pesantran Ora Aji, yang dibangunnya sendiri di Sleman, Yogyakarta. Beliau menamakan pesantrennya dengan sebutan “Ora Aji”  dalam bahasa Indonesia berarti “Tidak berharga”. Kata tersebut memiliki makna bahwa manusia tidak ada artinya sama sekali di mata Allah kecuali ketakwaannya. Beliau rutin menggelar kajian agama di pondok pesantren tersebut yang juga dihadiri oleh kalangan artis di Indonesia. Tak hanya di pesantrennya saja, Gus Miftah juga banyak mengahadiri undangan-undangan untuk mengisi acara pengajian di beberapa tempat, lokal, nasional, maupun internasional.


Di pondok pesantren Ora Aji inilah Gus Miftah menampung banyak santri dari berbagai daerah di Indonesia. Bukan hanya dari kalangan pelajar saja tetapi juga dari anak-anak jalanan, mantan preman, mantan pegawai tempat hiburan malam, hingga narapidana. Disinilah banyak keunikan dari proses dakwah Gus Miftah, salahsatunya berdakwah ditempat hiburan malam, memberikan nama pesantrennya yang unik, dan juga metode dakwahnya yang terbilang nyleneh tapi banyak diminati oleh lapisan masyarakat. (Abdul Mukti/red.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar