Puasa Sebagai Madrasah Kepemimpinan
Oleh: Muhammad Wahyudi
(Sumber foto ilustrasi : dokumen pengarang artikel)
Sebagai bulan pencetak generasi bertaqwa, Ramadan menjadi madrasah terbaik bagi umat Muslim. Baik dari segi dhohiriyahnya, ibadah dalam Ramadan memang tercipta untuk meningkatkan generasi muslim yang kuat secara fisik. Sementara dari segi ruhiyah, puasa adalah benteng dari musuh terberat manusia, yaitu hawa nafsu.
Bulan bukanlah sebuah janji yang suka PHP seperti "doi" yang janjinya manis, namun jarang realistis. Hehe.... Ramadan dijanjikan oleh Dzat yang tak luput dari pengingkaran, yaitu Allah SWT. Telah dijanjikan oleh-Nya bahwa Ramadan adalah pintunya rahmat Allah SWT., ampunan dan dibebaskan dari api neraka. Sedemikian mulianya bulan ini, hingga Allah SWT memberikan penghormatan dengan menghadirkan dua bulan menjelang bulan Ramadan tiba, yakni SYA'BAN dan Rajab dengan keistimewaan yang berbeda.
Sudahkah kita sempurna menyiapkan diri memasuki bulan untuk berpuasa ini ? Terlepas dari pertanyaan yang beragam itu, entah persiapan nafsiyah (jiwa), jasadiyah (fisik), dan fikriyah (ilmu) yang harus optimal semua, satu hal lagi yang tidak bisa kita lewatkan yaitu menata hati untuk senantiasa ikhlas.
Puasa adalah ibadah yang unik. Ia merupakan ibadah yang tersembunyi, sehingga antara orang non-muslim yang tidak berpuasa dengan orang berpuasa tidak akan terlihat secara kasat mata bahwa dia berpuasa.
Bagaimana kaitannya puasa dengan seorang pemimpin?
Puasa melatih seseorang untuk menjaga amanah dari Allah SWT., seperti halnya seorang pemimpin yang menjaga amanah dengan ikhlas dan sabar. Orang yang berpuasa dengan tidak berpuasa itu tidak ada bedanya. Itulah esensi nilai seorang "ihsan" yang mempertaruhkan kekuatan iman seseorang.
Karena itu, bila konsep jujur dan amanah dalam diri tidak menyala, maka bisa saja mengelabui banyak orang dan berbohong untuk berpura-pura puasa. Umpama secara diam-diam meminum air, atau makan nasi sisa sahur saat rumah dalam keadaan sepi.
Secara dhohiriyah, ibadah puasa menjadi ajang untuk mengasah jiwa amanah kita di hadapan Allah. Seberapa besarkah kita mampu menjaga amanah Allah kepada kita untuk kuat menahan segala hal dari yang membatalkan puasa ?
Puasa melatih seseorang utk menjaga amanah dari Allah. Dia adalah ibadah yg pahalanya khusus untuk Allah. Ibadah yang abstrak ini sangat berbeda dibandingkan dengan ibadah-ibadah lain sebab hanya ibadah puasa yang bersifat sangat pribadi antara kepatuhan seseorang hamba dengan Allah SWT.
Puasa adalah amalan lahir batin seseorang, dalam hal ini, dibutuhkan tingkat keikhlasan dan harus diimbangi dengan kesabaran.
Aplikasi dari Ramadan sebagai madrasah kepemimpinan ini adalah kita senantiasa menjalankan puasa dengan sepenuh kejujuran dan ibadah secara khusyuk dan tulus di hadapan Allah tanpa sebuah pencitraan atau harapan lain selain ridho Allah SWT. Hal ini akan berdampak pada kehidupan sosial kita untuk senantiasa menjalankan amanah yang diembankan kepada kita dengan sepenuh kejujuran.
Pada akhirnya ketika seseorang mampu menjaga keintiman rahasia antara dirinya dengan Allah SWT, maka ia akan keluar sebagai pemenang di hari raya nanti.
Kenapa dengan doi? 😢
BalasHapus