Senin, 04 Mei 2020

COVID-19, RAMADHAN dan KONSPIRASI

COVID-19, RAMADHAN dan KONSPIRASI

Oleh: Abdul Wakhid


(Sumber foto ilustrasi :google)

Coronavirus disease atau disebut dengan covid-19 merupakan jenis baru dari covid-19 yang sebelumnya yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome atau yang disebut dengan virus sars. Secara taksonomi SARS-CoV adalah untuk virus sars sedangkan SARS-CoV-2 untuk covid-19. Virus ini telah menjadi pandemik dan telah menyebar keseluruh belahan negara, termasuk Indonesia.

Di Indonesia sendiri telah terjadi positif terkena covid-19 11.192 jiwa, 1. 876 jiwa yang telah sembuh dan 854 jiwa untuk angka yang telah meninggal dari data Kementrian Kesehatan (Kemenkes) pada 4 Mei 2020. Dari dampak ini pemerintah membuat kebijakan untuk work from home. Covid-19 ini bersamaan dengan datangnya bulan Ramadhan yang membuat ramdahn tahun 2020 berbeda dengan tahun sebelumnya. 

Disisi lain covid-19, Ramadhan, ramai yang memperbincangkan tentang teori konspirasi, menurut Wikipedia teori konspirasi adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu atau rangkaian peristiwa adalah suatu rahasia, dan sering kali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orang-orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh. Di Indonesia sendiri banyak sekali channel You Tube yang membahas tentang konspirasi, seperti Deddi Combuzer, Young Lex, Jerinx SID dan FE 101 Channel. Dalam kontennya FE 101 Channel mengisi tentang Terbongkar Skenario Wabah dan Lockdown

Dalam isinya tentang dokumen kredibel skenario wabah dan lockdown yang dibuat oleh Rockeller Foundation. Dokumen tersebut telah dibuat pada 10 Mei 2010 yang resmi ada di Universitas PBB, apa yang terjadi sekarang adalah panik global, orang-orang memakai masker, cek temperature sebelum masuk gedung, lockdown, toko-toko tutup, dan ekonomi menurun. Ini merupakan persis apa yang dibuat oleh Rockeller Foundation.

Dokumen tersebut menggunakan kajian akademis, jika itu sampai ada yang tahu ini merupakan kajian akademis bukan rencana elite global. Dalam skenario tersebut mereka membuat skenario terjadinya wabah, dalam isinya mereka menggunakan past tense seolah-olah semua sudah terjadi, mereka spesifik dalam penggunaan istilah wabah adalah sejenis flu yang berbeda dengan virus flu sebelumnya. 

Isi utama skenario tersebut adalah pertama, wabah flu baru yang sangat mematikan. Kedua, ekonomi hancur, industri mati, dan rantai suplai hancur. Ketiga, toko-toko dan kantor tutup karyawan jadi pengangguran. Empat, Amerika serikat terkena dampak, China duluan Lockdown dan sembuh, dijadikan sebagai contoh covid-19 agar semua ikut locwdown. Lima, orang-orang memakai masker dan cek temperatur suhu sebelum masuk pintu. Enam, meskipun wabah hlang, control otoriter terus berjalan, bahkan ditingkatkan. Terakhir, rakyat dunia seperti tawanan di penjara lama lama rakyat pasrah dan menyerah.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar