AWAL TANPA JUDUL
Nama: Rahmat Fajar Sudrajat
Malam yang sunyi, suara-suara jangkrik seperti musik tanpa lirik, mengiringi semilirnya angin malam yang dingin, lantunan swolawat para santri menusuk masuk ke lubuk hati, bintang-bintang menampakkan dirinya dengan pancaran yang gemerlang, rembulan pun takmau kalah, ia tampakkan dirinya dengan senyuman manis yang memancarkan cahaya penuh cinta, sungguh malam yang mulia.
Malam yang istimewah, malam penuh berkah bagi seluruh alam semesta, khususnya para umat muslim, mereka serentak menyambut malam itu dengan suka cita, penuh kebahagiaan. Menunjukkan bukti cintanya kepada nabi tercinta, yaitu nabi agung muhammad shollallahualaihi wasallam.
Namaku fadhil, seorang santri.
Pada malam maulid Di pesantrenku setiap tahunnya mengadakan acara besar-besaran seperti, sholawatan,pengajian, khotmil qur`an,dan lain sebagainya, untuk memperingati maulid nabi muhammad shollallahualaihi wasallam.
“Sollu a`lannabii muhammad...!”
“Allahhummshollialaih..!” (seruan para santri dengan penuh semangatnya)
Ketika itu aku dan teman-temanku sedang melantunkan sholawat bersama-sama dengan penuh semangat dan khidmat di dalam aula pesantren, acara demi acara kita lalui bersam, di sela-sela acara aku melihat pemandangan yang menyentuh hati, entah kenapa temen seangkatanku si fuad namanya, ia orangnya baik, ganteng, pendiam, pintar, mantap la pokoknya, pada waktu itu ia juga menjadi salah satu pengisi acara pada malam itu, ketika ia sedang mengisi acara, pada pertengahan acara aku melihat ia tibatiba meneteskan air matanya di depan umum, sembari meneruskan acaranya sampai selesai.
Benih-benih pertanyan pun bermunculan di benakku, aku memutuskan untuk menemuinya setelah acara selesai,
Setalah pelaksanaan acara selesai, waktu sudah larut malam, aku sempatkan untuk menemuinya, tak selang beberapa lama aku mencarinya, akhirnya ketemu juga. Ia sedang duduk menyendiri di halaman pesantren sambil memandang makam para masyayikh pondok pesantren, kemudian aku menghampirinya.
“assalamualaikum, kang fuad..! kenapa menyendiri hayo..?” {sapaku dengan nada agak tegas sembari mencairkan suasana}
“waalaikumsalam, eh kamu dil, ndak papa duduk-duduk aja” {jawabnya dengan terkejut}
“aku boleh ikut duduk.?”
“sok silahkan”
“ gini ad.., aku pingin nanya sesuatu sama kamu”
“ ya.. maunanya apa dil.”
“kalau boleh tau apa yang membuatmu sampai meneteskan airmata waktu acara tadi, ada masalah kah,? Atau.. yang lain” {tanyaku agak gugup}
“oh.. itu ?. Ngak kok, ngak ada masalah, cuman.......” {terhenti seketika karna mendengar seruan dari kejauhan}
“kang FADHIL...! di panggil kang imron, di suruh bantuin beres-beres tempat acara” {panggilan dari kejauhan yang memutus pembicaraan kita berdua}
“eh itu ada yang manggil, bantuin dulu sana, kasiahan udah malam ni, sebenernya aku habis ini juga ada tugas yang harus aku kerjain, kita lanjut besok aja ya, kamu langsung ke kamarku aja” {saut si fuad}
“ gitu ya, yauda kalo gitu insyaallah besok aku akan kekamarmu” {jawabku agak sedikit kecewa}
“ok siap, aku tunggu”
“yauda aku kesana dulu ya, assalamualaikum”
“ iya, waalaikumsalam”.
Dengan rasa agak kecewa karna belum mendapat jawabannya, aku menuju ke tempat acara untuk membantu beres-beres, waktu menunjukan pukul 00.25 akhirnya selesai juga, akupun merasa lelah dan memutuskan untuk istirahat tidur malam.
“Allahu akbar allahu akbar..” tak terasa adzan subuh telah berkumanadang aku pun bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh berjama`ah.
Setelah sholat seperti biasanya ada kegiatan rutinan di pesantrenku yaitu membaca surah alwaqiah bersama-sama di aula pesantren setelah itu di lanjut pengajian abah yai, sampai pukul 07.00.
Setelah Semua kegiatan telah usai, akupun teringat kalo punya janji sama fuad,
Karna aku masi penasaran dengan apa yang membuat ia mengis waktu itu, dan tadi malam belum sempat terjawab, maka Akupun menuju kekamarnya untuk menemuinya, setelah sampainya di sana.
“assalamualaikum..” {ucapku di depan pintu kamar}
“waalaikumsalam” {jawaban serentak dari temen-temen yang ada di kamar}
“kang fuadnya ada..?” {tanyaku sembari berdiri di depan pintu}
“kang fuadnya masih sholat kang..” {jawaban dari salah satu mereka}
“oh.. iya biar saya tunggu”
“Masuk kang, sambil menunggu kang fuadnya, duduk-dukuk di sini” {salah satu dari mereka menyuruhku masuk ke kamar}
“tidak trimakasih, aku tunggu di mushollah saja” {tolakku dengan halus}
Kemudian aku menuju ke mushollah yang jaraknya tak jauh dari kamarnya, terlihat dari depan mushollah fuad masi melaksanakan sholat dhuha, kemudian aku tunggu sembari duduk di teras mushollah, aku rasa agak lama dan merasa bosan, aku berfikir, daripada cuman nunggu sambil duduk-duduk aja, lebih baik aku tunggu sambil sholat dhuha, kemudian aku mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat dhuha.
Selesai sholat aku kembali duduk-duduk di depan teras mushollah menunggu si fuad yang sedang membaca al-quran, tak selang beberapa lama si fuad menghampiriku.
“hay.. fadhil. Udah lama di sini” {sapanya dengan berjalan ke arahku}
“ya.. lumayan la, ndak terlalu lama”{jawabku dengan senyuman tipis}
“o....iya... kamu tadi habis dari kamarku ya..”
“iya.., terus salah satu dari temen sekamar kamu, bilang kalo kamu masi sholat, makanya aku lansung kesini”
“hehe.. , iya aku selesai pengajian abah yai tadi, lansung ke sini soalnya”
“oh.. gitu ya”.
Selang beberapa lama berbincang-bincang, langsung saja aku menuju ke inti.
Aku tanya soal tadi malam yang sempat keputus.
“oh ya ad tadi malam itu gimana, kok bisa kamu sampai kayak gitu”
“o.. iya, gini ya dil sebelum itu aku mau crita sedikit tentang masalaluku gimana?”
“wah menarik ni kayaknya, boleh-boleh” {jawabku dengan penuh penasaran}
“jadiii.. gini dil, aku sebelum mondok di sini kan udah pernah mondok jg sebelumnya, nah.. di pondokku dulu itu, aku terkeal orangnya pendiam,pemalu, terus.. , ya... Gitula pokoknya, dengan sifatku yang seperti itu aku sering mengalami ketika aku ingin melakukan sesuatu yang sifatnya umum, itu.., ndak jadi. padahal uda ada niatan ingin melakukannya, begitu juga aku sering jadi bahan ejekan dan kemampuanku juga kadang di remehin oleh sebagaian temen-temen, karna sifatku yang seperti itu. tapi Aku hanya diam saja tanpa merespon sama sekali, karna aku merasa kalo itu memang kesalahanku, tapi aku tetep berusaha untuk berubah menjadi lebih baik.
Suatu ketika ada pembagian tugas untuk acara di pondokku, semua temen temenku mendapatkan bagaian masing-nasing, sedangkan aku ndak mendapat tugas apa apa, aku menyadari kalo memang aku itu belum mampu dalam tugas itu, tetapi yang membuatku merasa sedih yaitu, ketika teman temanku menerceritakan tentang tugasnya masing – masing dan aku hanya diam sambil mendengarkan mereka, ketika itu ada salah satu dari mereka mengatakan kepadaku, di depan umum dengan nada agak keras
“hay.! Fuad tugas kamu apa ya,” padahal dia tau kalau aku tidak mendapat tugas apa apa, itu hanya untuk merendahkanku didepan teman-teman aja, dan akhirnya sebagaian dari mereka menertawakanku, ada juga yang bilang fuad itu cocoknya jadi ginila, yg gitula, sampek ada yang mengatakan kalo aku ini ngak guna,
ketika itu aku hanya terdiam, berusaha untuk tenang dan tersenyum meskipun sebenarnya sangatla sakit, di dalam hatiku aku mengatakan “KAMU HARUS KUAT, BUKTIKAN PADA MEREKA BAHWA SUATU SAAT NANTI KAMU PASTI BISA” kata kata itu aku ulang berkali kali, sambil menahan rasa sakit yang menusuk hatiku.
Aku selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya, tak peduli apa yang orang katakan yang terpenting aku bisa maju, dan meraih apa yang ku inginkan.
Dari peristiwa itu aku belajar banyak hal, seperti kesabaran, bagaimana cara menghargai perasaan orang lain, dan bagaimana sikap kita ketika berada di atas, dan masi banyak lainnya.
Jadi yanng membuatku sampai menangis tadi malam yaitu, aku sangat terharu melihat temen-temen yang semangatnya luarbiasa dalam merayakan acara maulid nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam, di tambah juga aku teringat dengan peristiwa itu tadi, aku ngerasa ndak nyangka yang dulunya kayak gitu tapi sekarang aku bisa seperti ini.
Jadi gitu la dil.. critanya”
“masyaallah kang fuad .saya sangat tersentuh mendengarnya, memotivasi sekali, ternyata di balik kesuksesanmu ada perjuangan yang luarbiasa masyyaallah”
“ ya..Itu semua adalah izin allah,allah maha adil, allah maha pengasi lagi maha penyayang bener nndak dil”
“bener sekali kang, terimakasi udah mau berbagi cerita, yg sangat menginspirasi”
“iya sama-sama aku juga trimakasi kamu mau dengerin critaku, semoga bermanfaat bagi kita semua, aamiin”
“ iya kang aamiin yarabbalalamiin”
“jika kalian ngak di anggap, direndahkan, atau di hina, karna suatu kekuranganmu, maka jagan hanya diam saja, tapi buktikan bahwa suatu saat nanti kamu pasti bisa”
Mojokerto, 27 oktober 2020

Tidak ada komentar:
Posting Komentar