Gelora Bung 20
Oleh: Ratna Safitri
Tahun kemarin musim sulit sekali ditebak
Ahli primbon sibuk mencari judul baru
Paginya cerah, siangnya mendung
Sorenya turun harga sayur
Pabrik kota sudah habis pikir
Sesak nafas akibat asap sendiri
Batuk dikit, gerbang kami dikunci
Ah, lebih mending jualan es kucir
Udara yang tergelar terasa panas
Bukan karena asap dari pabrik
Kini asap dari gedung kehormatan
Putung rokokmu masih menyala, Pak
Bukan lagi mahasiswa terpelajar
Kami hanya pernah belajar
Kami butuh kaca mata, Buk
Karena buku kami terlalu menyilaukan
Tahun kemarin yang penuh tanda mata
Lampu jalanan yang labil
Kadang terang, kadang redup bahkan mati
Disambar petir yang kemudian hilang
Salatiga, 3 Januari 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar