Oleh: Putri Hikmata Lailita
Jawa Tengah, sebagai salah satu provinsi yang kaya akan
budaya di Indonesia, mempunyai berbagai nilai dan tradisi yang diwariskan dari
generasi ke generasi. Kearifan lokal di Jawa Tengah menggambarkan hubungan yang
erat antara manusia dengan alam, sesama manusia, dan religius yang terlukis
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Kearifan ini bukan hanya sekedar
pemahaman yang turun-temurun, tetapi juga sebagai pegangan hidup yang mencerminkan
nilai-nilai luhur yang sudah ada sejak zaman dahulu.
Salah satu contoh kearifan lokal yang sudah populer di
Jawa Tengah adalah hakikat gotong royong. Gotong royong atau kerja bakti dalam
menyelesaikan berbagai tugas atau persoalan adalah point penting yang dijunjung
tinggi oleh masyarakat Jawa Tengah. Tradisi ini tidak hanya digunakan dalam
kegiatan sosial seperti mendirikan bangunan rumah atau menyelenggarakan pesta
saja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut dengan adanya
kerjasama antar sesama. Misalnya, dalam pelaksanaan upacara adat atau dalam
menjaga dan melestarikan, gotong royong menjadi tujuan utama yang mendasari
aktivitas tersebut.
Selain itu, kearifan lokal di Jawa Tengah juga memiliki
budaya yang sangat terkenal di Indonesia. Salah satu contoh yang sudah jelas
yaitu adalah Wayang, Seni pertunjukan tradisional dengan cerita epik. Wayang
ini termasuk salah satu seni pertunjukan tradisional yang sangat populer di
Jawa. Melalui boneka kayu atau kulit yang di gerakkan oleh dalang, cerita epik
seperti Ramayana dan Mahabharata dipentaskan dengan penuh semangat. Selain
menghibur, wayang juga memiliki makna filosofis yang dalam, mengajarkan nilai-nilai
moral kepada para penonton.[1]
Kearifan lokal juga terdapat Kepemimpinan Jawa yang
dimana Budaya Jawa dari Zaman dahulu sudah terkenal sebagai budaya mulia yang
menyimpan banyak nilai yang sangat tinggi, mulai dari etika dan sopan santun di
dalam rumah sampai sopan santun di ranah publik. Setiap masyarakat budaya
melestarikan konsepnya melalui nilai budaya dan system budaya dengan
mempertahankan fungsi, batas, bentuk, lingkungan, hubungan, proses, pertukaran,
dan masukan.[2]
Pada kearifan lokal ini, Jawa Tengah juga memiliki
berbagi kesenian atau tarian yang sudah sangat terkenal terutama di Jawa. Salah
satunya yaitu; Tari Gambyong atau sebuah permata dari kekayaan budaya Jawa
Tengah yang merupakan perwujudan keindahan dan keanggunan yang abadi.
Pertunjukan Tari Gambyong sering kali dilakukan dalam berbagai upacara adat,
perayaan, dan acara budaya, menjadi bagian integral dari ritual dan tradisi
yang merayakan ciri khas dan kekayaan sejarah masyarakat Jawa.[3]
Jawa Tengah juga mempunyai Tradisi Islami yang sangat
terkenal dengan sebutan mauludan, rejeban, halal bihalal , ngabuburit,
selikuran , nyadran dll. Tradisi Islam tersebut adalah kebiasaan atau adat
istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat setiap tahunnya. Dalam tradisi
tersebut mengajarkan ajaran ajaran Islam terutama bagi orang Jawa.
Mereka memasukkan ajaran-ajaran Islam ke dalam tradisi
tersebut, dengan harapan agar masyarakat tidak kehilangan adat kebiasaannya,
dan ajaran Islam pun dapat diterima oleh masyarakat. Tradisi yang dilakukan
dalam masyarakat Islam tersebut, merupakan hal yang wajar selama tidak
bertentangan dengan ajaran Islam,karena mereka mengutamakan dengan prinsip yang
menyangkut akidah dan syari’ah.[4]
Semua Kearifan lokal dan budaya kehidupan di atas merupakan kekhasan dan kekayaan yang saling erat terkait dengan masyarakat adat. Menurut Paus Fransiskus dalam Ensiklik LS, merekalah yang sebenarnya secara istimewa memiliki "rasa tanggung jawab yang lebih besar, rasa kesatuan yang kuat, keterampilan khusus untuk melestarikan, dan kreativitas yang lebih murah hati, cinta yang mendalam akan tanahnya, serta juga orang memikirkan tentang apa yang akan diwariskan untuk anak cucu mereka pada suatu saat nanti. Nilai-nilai tersebut betumbuh kuat dalam masyarakat adat".[5]
Referensi
Caruy.desa.id. (2023). Keajaiban Budaya Jawa: Warisan
yang Abadi. Diakses pada 25 Oktober 2023, dari https://caruy.desa.id/warisan-budaya-jawa-yang-abadi .
Faozan Tri, Nugroho. (2023). Contoh-Contoh Tradisi
Islam di Pulau Jawa yang Perlu Diketahui. Diakses pada 10 April 2023, dari https://www.bola.com/ragam/read/5256723/contoh-contoh-tradisi-islam-di-pulau-jawa-yang-perlu-diketahui .
Santoso, Fajar. (2024). Keanggunan Tradisi: Melihat
Kembali Keindahan Tari Gambyong sebagai Manifestasi Budaya Jawa. Diakses
pada 17 September 2024, dari https://visitcentraljava.com/keanggunan-tradisi-melihat-kembali-keindahan-tari-gambyong-sebagai-manifestasi-budaya-jawa/soloraya/ .
Hudaya, Zuhdan A, Nugroho , Sigit W. D . (2013). Kearifan
Lokal Budaya Jawa sebagai Basis Model Kepemimpinan yang Efektif. 3-4.
Retno Susilorini. Rr. M.I. (2022). Kearifan Lokal Jawa
Tengah: Tak Lekang Oleh Waktu. Hal 19-20.