BUS KOTA
Oleh : Rahmat Fajar S
(gambar ilustrasi diambil dari:google)
Liburan telah tiba, aku yang menempuh perguruan tinggi di luar kota merasa sangat senang, karena sebentar lagi berjumpa dengan keluarga dan sahabat di kampung halaman, sudah lama tak berjumpa dengan mereka, liburan kali ini aku memutuskan pulang menggunakan transportasi Bus antar kota, di samping lebih murah aku juga ingin sesekali mencoba menggunakan bus, karena aku biasa menggunakan kereta api.
Pada suatu malam, aku mempersiapkan segala keperluan untuk keberangkatan pulang besok pagi, aku mengemasi sebagian pakaian dan barang-barang yang aku perlukan saja, setelah selesai dan merasa sedikit capek aku pun beranjak tidur.
Keesokan harinya, aku bergegas untuk bersiap-siap menuju ke halte bus, yang jaraknya tidak jauh dari tempat tinggalku sekarang. Setelah cukup lama aku menunggu, akhirnya datang juga salah satu bus yang akan kunaiki, setelah berhenti busnya, aku langsung naik dan mencari tempat duduk, ternyata sudah hampir penuh, tinggal dua bangku yang masih kosong, di sebelahnya ada perempuan cantik berhijab, yang duduk di pinggir kaca, mau tidak mau aku harus duduk di sana, karena semua bangku sudah penuh dan perjalanan yang kutempuh juga cukup lama, akhirnya aku pun duduk di sebelah perempuan itu, berjarak satu banggu dengannya. Tiba-tiba si wanita itu memandangku dengan senyuman tipisnya, seakan-akan ada yang ingin ia sampaikan padaku.
“Ada apa ya?” tanyaku
“eh, ngak ada apa-apa kok” jawabnya agak terkejut
“mbaknya mau kemana?” tanyaku kembali
“mau jenguk keluarga di kampung”
“ooh iya, kamu di sini kuliah atau kerja?”
"Aku kuliah, udah dua tahun di kota ini, kamu sendiri?"
"Oh, sama aku juga kuliah di sini"
"Ooo, iya-iya" jawabnya sambil mengangguk-nganggukkan kepalanya.
Setelah itu, kita saling terdiam dan dia mengalihkan pandangannya ke luar kaca bus, tak lama kemudian ada penumpang seorang ibu-ibu bersama anaknya yang masih berumur sekitar 6 tahunan, ia ingin duduk di sampingku bersama anaknya, aku pun bergeser ke bangku tengah yang masih kosong, yang semestinya tempat itu untuk tiga orang, tetapi sekarang ditempati oleh empat orang, alhasil aku pun terhimpit dan semakin merapat ke perempuan tadi, ketika merasa terhimpit, dia hanya menoleh ke arahku sambil tersenyum, entah bagaimana perasaannya ketika itu.
Semakin lama, bus semakin banyak penumpang, sampai-sampai ada yang berdiri karena tak kebagian tempat duduk, ketika itu aku terkejut melihat pemandangan yang menggretak hatiku, ada seorang penumpang bapak-bapak tidak terlalu tua, dengan membawah tongkat sebagai penopang tubuhnya ketika berjalan dan berdiri, bapak itu tak kebagian tempat duduk, ia berdiri dengan menopang tubuhnya menggunakan tongkat, sesekali tubuhnya igin terjatuh, karena berhenti lajunya bus, aku merasa sangat kasihan pada bapak itu, dan geram melihat orang-orang di sekitarnya yang mendapat tempat duduk nyaman dan masih bisah berdiri dengan sempurna, tetapi mereka tak memberikan respon sama sekali kepada bapak itu, dalam benakku terus bertanya-tanya, apakah salah satu dari mereka tidak ada yang tau?, atau pura-pura tidak tau dengan kaadaan yang seperti itu.
Aku semakin kasihan melihat bapak itu, ingin sekali rasanya memberikan tempat duduk yang nyaman, tetapi tidak mungkin aku memberikan tempat dudukku yang sekarang ini, aku saja sudah sangat terhimpit, apalagi untuk bapak itu, aku terus mencari cara bagaimana agar bapak tua itu bisa duduk dengan nyaman, akhirnya muncul lah sebuah ide, aku ingin mengajak perempuan disampingku tadi untuk berdiri dan memberikan tempat duduknya untuk bapak itu.
“hay!, ayuk ikut aku” ajakku.
“mau kemana?” jawabnya agak ragu.
“udah.. ikut aja” ajakku kembali dengan sedikit paksaan.
“eh!, kamu jangan mecem-macem ya, belum kenal udah main ajak aja, ngak mau aku!” jawabnya dengan nada agak tinggi dan sedikit ketakutan. dia belum tau maksud dari ajakanku tadi, aku pun menjelaskan kepadanya.
“aku ngak mau macem-macem sama kamu kok, aku cuma mau ajak kamu berdiri dan memberikan tempat duduk kepada bapak itu loh, (jari telunjukku sambil menunjuk ke arah bapak itu) kasihan udah tua, memakai tongkat, ngak kebagian tempat duduk lagi, kamu mau kan?” jelasku.
Dia pun mau dengan ajakanku itu, sambil menganggukkan kepalanya, ia bersiap-siap untuk berdiri, setelah itu aku berdiri dan menghampiri bapak itu untuk menyuruhnya duduk di tempat yang sudah kita persiapkan, kita berdua pun akhirnya berdiri bersama, demi memberikan kenyamanan pada bapak itu.
Sambil tersenyum ke arahku, wanita itu berkata “maaf ya, tadi udah berprasangka buruk sama kamu”.
“iya ngak papa wajar aja, selalu waspada sama orang yang belum kita kenal” Jawabku. dia hanya tersenyum malu, sambil menundukkan kepalanya.
Setelah beberapa lama kemudian, tiba-tiba bapak itu berdiri dan menghampiri kita berdua, dengan berkata. “terimakasih banyak nak, semoga kebaikan kalian dibalas dengan lipat kebaikan”. Setelah itu ia memberhentikan busnya dan turun dari bus.
Senang dan bahagia rasanya, bisa menolong bapak itu. Sekarang aku jadi merasa kasihan kepada si perempuan itu, cukup lama ia berdiri bersamaku, aku pun menyuruhnya untuk kembali ke tempat duduknya, sedangkan aku mengalah dengan tetap berdiri, karena mengingat tempatnya yang tidak memungkinkan.
Bus semakin longgar, sedikit demi sedikit penumpang berkurang, dan begitu juga dengan ibu yang duduk bersama anaknya di sampingku tadi, ia sudah sampai tujuannya, aku pun mengambil alih tempat duduknya, dan duduk kembali bersama si perempuan itu, dia tersenyum saat aku menghampirinya, aku juga merasa senang bisa duduk kembali bersamanya. kita pun melanjutkan perjalanan dengan duduk bersama kembali.
...
Perjalanan yang kutempuh masih lama. karena merasa sangat capek, tak terasa aku pun sampai tertidur pulas, dan tiba-tiba aku terbangun karena dikejutkan oleh benturan cukup keras di bahuku, ternyata adalah, kepala si perempuan itu, ia tertidur yang tak sengaja menyandarkan kepalanya di bahuku, awalnya kukembalikan lagi ke posisinya, tetapi tak lama kemudian bersandar lagi di bahuku, kukembalikan lagi, kembali lagi, sampai akhirnya kubiarkan saja ia tidur dengan menyandarkan kepalamya di bahuku, kasihan, mungkin dia sangat kelelahan, karena lama berdiri tadi.
Sebentar lagi aku sampai tujuan, sedangkan ia masih tetap kubiarkan tidur di bahuku, sampai pada saatnya dimana bus telah tiba di terminal kotaku, di sini dia kubangunkan. “hay, bangun, aku sudah sampai, kamu turun di sini apa lanjut” ucapku. dia pun terbangun, sambil mengusap-ngusap matanya ia melihat keluar jendela, dan berkata “eh udah sampek” dia pun langsung bersiap-siap turun. ternyata dia juga satu tujuan denganku.
Setelah kita berdua turun, aku bertanya kepadanya.
“kamu tinggalnya di daerah sini juga?” tanyaku. “iya, rumahku ngak jauh kok dari sini, ayuk main kerumahku” jawabnya dengan mengajakku main ke rumahnya.
“hehe, iya makasih, lain kali aja ya” jawabku dengan sedikit tertawa malu-malu.
Setelah itu aku langsung pamit pulang, “yauda kalau gitu, aku pulang duluan ya, sampai jumpa” ucapku sambil beranjak pergi.
Tiba-tiba ia menghentikanku.
“ehhh!, tunggu” ucapnya dengan nada agak keras. aku pun terkejut dan menghentikan langkahku, kemudian dia bilang, “aku Zahra, nama kamu siapa?”.
“aku Fadhil” jawabku dengan sedikit senyuman. “boleh minta No Hp kamu ngak?” ucapnya penuh harapan, sambil terus memandangku dengan senyum manisnya.
“boleh, dengan senang hati” jawabku. aku merasa sangat senang, karena sebenarnya aku juga ingin sekali bisa kenal lebih dekat lagi dengannya. Setelah kita saling berkenalan dan bertukar No hp, dengan wajah gembiranya, dia beranjak pergi dengan melambaikan tangan kepadaku dan berkata.
“Daaaaaa, sampai jumpa kembali ya”.
Mojokerto, 20 Februari 2021
BIODATA
Rahmat Fajar Sudrajat , kelahiran Mojokerto Jawa Timur, 24 Oktober 2000. Saat ini sedang menempuh pendidikan S1 di Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora, Program Studi Bahasa Sastra Arab. Bila ingin kenal lebih dekat, bisa menghubungi contac berikut: 083165041362 atau mengunjungi akun Media Sosialnya, Facebook: Rachmat Fajar, Ig: @rachmatfa7ar, dan Email: rachmatfa7ar@gmail.com
Ceritanya sangat bagus kak saya jadi baper hehe😁, semangat kak terus kembangkan ceritanya
BalasHapus