Senin, 26 April 2021

Covid-19 dan Persatuan Umat

 Covid-19 dan Persatuan Umat

Rizqi Ali Sa'bani

Gambar ilustrasi dari dokumen penulis


Ramadan merupakan bulan yang suci dikalangan umat Islam. Dengan segala kemuliaannya bulan ini sangat diagungkan oleh umat Islam. Di bulan ini kitab suci al-Qur’an diturunkan, ada pula malam yang lebih mulia daripada 1000 bulan yaitu malam lailatul qadar. Selain itu Ramadan juga sangat beriringan erat dengan upaya pembersihan hati seorang muslim. Kita dituntut untuk berpuasa mulai dari subuh hingga adzan maghrib. Bukan hanya puasa dari makan dan minum, namun juga berpuasa melawan hawa nafsu. Ramadan juga terkenal dengan kegiatan-kegiatan ummat Islam yang tidak ada di bulan lain seperti salat tarawih.


Akhir-akhir ini dunia digemparkan dengan kedatangan virus yang berawal dari wuhan hingga akhirnya mewabah ke 213 negara di seluruh dunia, termasuk negara tercinta kita, Indonesia. Virus yang dinamakan Covid-19 ini dengan cepat mewabah ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan hampir semua kota terdampak Covid-19. Bukan hanya menyerang orang yang sudah berumur, namun semua kalangan umur dapat terpapar. Covid-19 sangatlah berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat di Indonesia, dari segi ekonomi dan pendidikan  merupakan dua aspek yang langsung terdampak parah dari Covid-19. Perekonomian masyarakat hancur. Karena dampak dari Covid-19 banyak pekerja yang dikeluarkan, harga bahan pangan pun ikut naik sehingga daya beli masyarakat tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Di bidang pendidikan, Covid-19 mengakibatkan para siswa maupun mahasiswa untuk belajar di rumah. Belajar di rumah yang sempat membuat para pelajar berkhayal manis, dalam kenyataannya harus menelan pahit realita yang tak seindah ekspetasi. Karena tak sedikit dari pengajar lebih memilih memberikan tugas kepada muridnya dengan batas waktu yang tidak lama bahkan saling tumpang tindih dengan mata pelajaran atau mata kuliah lain dan beberapa metode penyerahan tugasnya pun menggunakan bantuan internet, yang pasti tidak semua murid itu dapat mengakses hal tersebut, di sinilah letak kegundahan kebanyakan pelajar.


Negara Indonesia merupakan negara yang besar, majemuk dan negara yang sangat mengedepankan budaya agama dan budaya ketimuran. Mayoritas rakyat Indonesia menganut agama Islam. Pada tahun 2010 sebanyak 209,12 juta jiwa atau setara 87,17% dari total penduduk yang mencapai 239,89 juta jiwa, jumlah tersebut yang menjadikan Indonesia sebagi negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia mengalahkan negara-negara islam lainnya.


Dengan datangnya bulan Ramadan di tengah pandemi seperti sekarang ini, membuat umat Islam di Indonesia merasa sedih,  dampak dari Covid-19 di bulan Ramadan ini sangatlah banyak. Seperti, larangan salat tarawih dan tadarus berjamaah ataupun pembatasan gerak masyarakat.  Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi etika, semua hal pun mempunyai etika-etika tertentu dalam menghadapinya. Seperti musibah yang terjadi sekarang ini.



Manusia dan Agama 

Agama adalah salah satu struktur institusional penting yang melengkapi seluruh sistem sosial masyarakat. Hal ini dikarenakan agama melingkupi berbagai aspek masalah kehidupan manusia, mencakup aspek penting dan menonjol bagi manusia. Dengan demikian, Lembaga keagamaan menjadi sebuah bentuk asosiasi manusia yang memiliki kemungkinan untuk terus bertahan di berbagai zaman. Terlepas dari disfungsi yang disebabkan agama dalam perkembangan nilai-nilai baru masyarakat, agama dan masyarakat merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan. Agama memberikan pengaruh dalam masyarakat sehingga cita-cita masyarakat yang diidamkan akan tercapai ketika agama dilaksanakan oleh setiap individu dengan konsekuen.


Agama menunjukkan seperangkat aktifitas manusia dan sejumlah bentuk-bentuk sosial yang mempunyai arti penting. Dalam teori fungsionalisasi, agama meliputi dua hal, yaitu suatu cakrawala pandang tentang dunia luar yang tidak dapat dijangkau oleh manusia (transenden) sehingga menjadikan deprivasi dan frustasi sebagai sesuatu yang bermakna. Kedua adalah sarana ritual yang memungkinkan hubungan manusia dengan hal di luar jangkauannya yang memberikan jaminan dan keselamatan bagi manusia untuk mempertahankan moralnya. 


Dalam buku Religion as a Cultural System karya Geertz agama dikonsepsikan sebagai sebuah sistem simbol-simbol yang berlaku untuk menetapkan suasana hati dan motivasi-motivasi yang kuat dan tahan lama dalam diri manusia dengan merumuskan konsep-konsep mengenai suatu tatanan umum eksistensi dan membungkusnya dengan pancaran faktualitas sehingga suasana hati dan motivasi-motivasi itu tampak khas realistis. Agama di satu sisi menanamkan kekuatan sumber-sumber simbolis untuk merumuskan gagasan-gagasan analitis dalam sebuah konsep otoritatif tentang bentuk menyeluruh dari kenyataan, dan di sisi lain agama menanamkan kekuatan sumber-sumber, juga simbolis untuk mengungkapkan emosi-emosi seperti gerak hati, nafsu, sentimen, afeksi, perasaan, di dalam suatu konsep yang serupa tentang suasana umum yang meliputi, dan nada serta sifat yang melekat pada suasana itu.


Konsep agama menurut Geertz dalam bukunya Ethos, World View, and The Analysis of Sacred Simbol dapat disimpulkan bahwa agama bukan hanya sebatas metafisik semata. Agama juga tidak hanya bersifat etik saja. Terdapat dua konsep tentang agama yaitu ought (yang seharusnya ada) dan is (yang nyatanya ada). Ought bersifat sangat memaksa yang muncul dari suatu yang bersifat faktual, yang komprehensif (is). Dengan demikian, agama mendasari tuntutan-tuntutan tindakan manusia yang paling spesifik di dalam konteks-konteks eksistensi manusia yang paling umum. Dari konsep ini membuktikan bahwa simbol-simbol agama memiliki kekuatan dalam menyangga nilai-nilai sosial untuk merumuskan dunia.


Etika Seorang Muslim Dalam Menghadapi Musibah

Covid-19 merupakan ujian dari Allah SWT yang ingin menguji para hambanya yang beriman dengan musibah ini. Sebagai seorang muslim kita selalu diingatkan bahwa musibah merupakan cara Allah SWT mengangkat derajat kita. Oleh karena itu etika seorang muslim ketika tertimpa musibah adalah dengan menganggap setiap musibah yang menimpa dirinya terdapat nikmat. Karena setiap musibah selalu terkandung nikmat di dalamnya, musibah pada hakikatnya suatu nikmat yang terbungkus sebagai cobaan. Umar bin khattab pernah berkata “Tidak pernah satu musibah menimpa diriku kecuali Allah SWT akan memberiku tiga nikmat: musibah itu tidak berkenaan dengan agama, tidak lebih besar dari yang sebenarnya, dan Allah akan memberiku nikmat kesabaran”.


Berkaca dari hal tersebut, umat Islam sekarang haruslah menyadari nikmat yang ada dengan adanya Covid-19. Dengan segala akibat yang terjadi terkhusus di bulan Ramadan ini. Namun bukan berarti kita tidak berikhtiar untuk ikut membantu pemerintah dalam memerangi Covid-19. Di bulan ini amal ibadah yang kita lakukan pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah SWT. Saya merasa ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk bergerak membantu saudara kita yang terdampak Covid-19. Baik berupa donasi, doa maupun hal-hal yang positif untuk mereka yang terdampak Covid-19 dalam tanda kutip kita juga harus Ikhlas. 


 Musibah yang kita alami saat ini, menuntut kita untuk bersabar dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Sabar merupakan etika yang sangat agung. Seorang mukmin harus bersabar jika musibah datang kepadanya. Yang termasuk adalah menahan diri dari amarah, menahan diri dari mengadu dan mengeluh atas apa yang telah diberikan oleh Allah SWT. Sebagian orang ketika mendengar kabar musibah yang datang kepadanya, dia melakukan hal-hal yang diharamkan oleh Allah AWT, sebagai mana disebutkan di atas. Namun, ketika tenang kembali, maka dia akan mengucapkan, Ya Allah, sabarkanlah kami, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesabaran. Jelas bahwa sabar dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT sangat diutamakan ketika terjadi musibah seperti saat ini. Contoh sabar sebagai pelajar, kita harus bersabar menghadapi tugas yang diberikan oleh guru kita, sebagai pelaku usaha, kita harus bersabar ketika penghasilan kita turun dan lain-lain.  Seperti di sebutkan dalam Q.S Al-Insyirah ayat 5-6 yang memiliki makna setelah kesulitan pasti akan ada kemudahan.


Urgensi Persatuan Umat Islam di Masa Pandemi 

Tidak terasa bahwa Covid-19 sangat cepat menyebar ke pelosok negeri, tidak halnya seperti listrik yang masih banyak belum mendapatkan fasilitas dari negara, Covid sudah terlebih dahulu menyebar ke hampir seluruh wilayah negeri ini. Pemerintah pun berupaya agar penyebaran Covid-19 di Indonesia tidak terlalu masif. Dalam upayanya pemerintah menerapkan PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar) di berbagai daerah yang sudah terdampak Covid-19 ini. Pembatasan terebut meliputi kegiatan keagamaan, kegiatan yang melibatkan orang ramai, perekonomian, pendidikan pun terkena imbasnya. Pancasila merupakan dasar dan falsafah negara. Artinya pancasila sebagai pondasi dan tujuan diadakannya Negara Kesatuan Republik Indonesia. sila ketiga kita berbunyi persatuan Indonesia. di masa pandemi seperti ini persatuan sangatlah dibutuhkan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Umat Islam sebagai kaum mayoritas yang ada di negara ini diharapkan bersatu dalam memerangi Covid-19. Karena kekuatan umat Islam yang merupakan kekuatan terbesar negeri ini merupakan benteng pertama dalam menjaga kesatuan dan persatuan negeri ini. Di dalam Q.S Al-Hujurat ayat 10 yang menjelaskan tentang persaudaraan bahwa persaudaraan sendiri terbagi menjadi tiga yaitu persaudaraan sesama muslim (Ukhuwah Islamiyyah), persaudaraan antara warga negara (Ukhuwah wathaniyyah), dan persaudaraan antara umat manusia (Ukhuwah basyariyah). Di masa pandemi seperti sekarang ini kita tidak boleh membeda-bedakan agama, golongan, ras, dan suku bangsa. Karena semuanya sama. Kita harus bersatu membantu semua orang yang membutuhkan bantuan dari kita. Karena uluran satu jari tangan kita sekarang sangat berharga bagi orang lain yang sangat membutuhkan.


1 komentar:

  1. Data nya kurang update. Judul terlalu umum. Sub judul semisal "Manusia dan Agama" itu terlalu berat. Coba cari sudut pandang yang lebih santai dan aktual lagi yaa

    BalasHapus