Bapak Pergi Tanpa Mengucapkan Salam Perpisahan
Oleh : Ainul Muzammil
"Egh... Ok kayaknya segini udah cukup, pulang yuk" ucapku saat mengangkat waring atau singkatan dari kata wadah jaring.
"yuk udah mau magrib ini, nanti orang tua kita khawatir jam segini belom pulang"
Oky pun merapikan alat-alat pancing sambil menghisap rokok yang kualitasnya tak bisa diragukan. Kami pun pulang jalan kaki dengan berburu buru melihatnya waktu sudah sore menjelang magrib. Sesampai di rumah saya melihat Mak e sedang menunggu didepan rumah .
"Dari mana saja jam segini baru pulang" tanya Mak e dengan ekpresi cemas.
"Habis mancing mak" jawabku sambil mengangkat waring yang berisi ikan.
"Lain kali jangan larut-larut kalo pulang mak e khawatir dari tadi, sini ikannya kamu buruan mandi, siap-siap sholat magrib" tutur mak e.
Malam hari telah usai, Ku bangun pagi siap-siap pergi sekolah tak lupa tuk meyantap sarapan dengan nasi jagung lauk sayur kulup kangkung plus sambal terasi, terong bakar dan ikan goreng hasil tangkapanku kemaren. Berangkat sekolah jalan kaki, saat ini aku berada di kelas 3 MTs setiap hari kujalani dengan Oky kita berdua sudah bersahabat sejak kecil. Sesampai di kelas Ibu Guru Yatemi selaku kepala sekolah mengumumkan bahwa ujian akhir telah dekat dia meminta semua siswa/ siswi segera melunasi pembayaran ujian akhir kerena itu persyaratan utama untuk mengikuti ujian akhir, aku pun langsung bingung karena dengan kondisi ekonomi yang kurang mampu di samping masih ada tunjangan semester kemarin. Oki nyamperin aku karena melihatku dengan wajah sedih sehingga dia sangat khawatir.
“ Kenapa kamu kok wajahmu sedih?” tanya Oky sambil memegang punggungku
“Aku bingung Ok, tadi bu guru menyuruh melunasi semua tanggungan SPP dan pembayaran Ujian Akhir, soalnya aku semester kemaren baru bayar setengah”
“ kamu yang sabar aja, nanti mak bapak kamu pasti ada kok buat bayar semua itu”
“Tapi bapak aku sedang sakit Ok”
Oky pun menanyakan bapak aku sedang sakit apa karena aku tidaak menceritakan kepada Oky, dan ku jawab kalau bapak sedang punya penyakit jantung sudah lama, bapak seringkali kali kesakitan tapi tidak mau di ajak ke dokter, dan sekarang dia lagi berbaring dikamar. Tak lama Suara bell berbunyi 3x yang menandakan waktunya pulang, kita pun bergegas untuk pulang. Ketika perjalanan pulang entah mengapa perasaanku tidak enak.
“Ok perasaanku kok tiba-tiba nggak enak ya?” ucapku dengan cemas
“ Udahlah nggak usah dipikirin, aku yakin kok bahwa tuhan bakal ngasih kamu jalan buat ngelunasin pembayaranya” jawab Oky dengan Senyum
“ bukan itu Ok, ga tau aja aku tiba-tiba kepikiran bapak, semoga aja tidak ada apa-apa”
Sesampai di rumah terlihat sangat sepi aku memanggil mak e tidak ada jawaban. Dan aku membuka kamar terlihat bapak sedang tidur karena kupanggil tidak menyapa, hatiku langsung lega karena kekhawatiranku tadi, akupun ganti pakaian dan kemudian menuju dapur tuk makan siang. Selesai makan aku punya rasa ingin membangunkan bapak karena belum makan siang, pas aku membangunkan bapak ternyata kekhawatiranku tadi terjadi ke bapak dengan ternyata bapak telah meninggal dunia dengan kondisi badannya sudah kaku dan wajahnya pucat, aku langsung syok mengeluarkan air mata yang tiada henti.
Tak terasa aku terus menangis dan terus menangis hingga tidak menyadari beberapa tetanggaku berkumpul di rumahku, Mak e pun pulang dari sawah dan dia kaget melihat keramaian di rumah, seketika tetanggaku memberitahu mak e pun langsung masuk ke kamar bapak hingga tidak ingin berkata apa-apa saat melihat kondisi bapak yang sudah tiada dengan wajah pucat dan badan yang sudah mengaku.
Aku tak tahu sudah berapa lama aku menangis dan akan berapa lama aku meratapi kematian bapak, aku sangat memarahi Mak e karena dikondisi begini mak e malah pergi Ke sawah dan tidak menghawatirkan kondisi Bapak, Mak e pun memelukku dengan mengeluarkan tangisan kesedihannya dan berkata
“Maafkan Mak e nak tadi sebelum ke sawah Mak e sudah pamit dulu ke Bapak, dan tadi bapak juga kelihatanya masih baik-baik saja” jawab Mak e dengan sengguk-sengguk
Aku pun sama sekali tak peduli dengan para tetangga,kerabat, dan teman-teman yang datang mengucapkan duka cita padaku. Hari Semakin sore dan setelah 6 jam kemudian jenazah bapak sudah siap di bawa ke masjid dan dikuburkan. Sesampai di kuburan aku melihat ketika jenazah ayah dibaringkan dalam kuburan dengan blak-blakan belum di tutupi sesuatu, aku tak kuat tuk menahan rasa sakit perpisahan ini. Sebelum penguburan dimulai aku mendekat turun ke makam bapak mengucapkan kata perpisahan dan minta maaf kepadanya kalau belum memberikan yang terbaik dalam masa kehidupannya. Seusai pemakaman bapak malam semakin larut dan kerabatku mengajak pulang, sesampai di rumah aku Mak e menyuruhku sholat isya’ dulu kemudian tidur karena sudah larut malam. Tak lama kemudian aku tertidur tapi lupa belum melaksanakan sholat isya’. Ketika tidur aku bermimpi bertemu ayah dan dia mengingatkanku kalau belum sholat isya’, setelah bapak ngomong begitu tiba-tiba Bapak menghilang dan aku berteriak memanggil Bapakkkkkkkkkkkkkkk. Akupun bangun dan ternyata hanya mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar