Kisah Cinta Dua Keyakinan
Oleh : Syifa Nurfatika Cahyani
www.wattpad.com
Mencintai seseorang yang berbeda agama tentu menyakitkan bukan? Selama apapun hubungan beda agama, tentu akhirannya kita tidak bersama. Seperti halnya kisahku, aku dan pacarku berbeda agama, kami sudah bersama sejak SMA, tahun ini merupakan tahun ke-5 kami berpacaran dan kami pun sudah berjanji untuk bersama-sama.
Hari ini kami sedang berada di taman, menikmati suasana yang sangat indah, kami mengobrol, bercanda dan tertawa bersama hingga pertanyaan darinya yang membuat suasana seketika hening
"Setelah selesai wisuda, bolehkan aku datang melamarmu" ujar rey, laki-laki yang telah bersamaku selama 5 tahun ini
"Tentu saja, jika kau sudah punya pekerjaan tetap, datanglah kerumah, akan ku kenalkan kau dengan orang tuaku"jawab risa sambil tertawa kecil
"Tapi...............Apa orang tuamu menyetujui hubungan kita sedangkan kita berbeda agama kau tahu bukan kita sama-sama punya keyakinan yang kuat"jawab, seketika jawaban itu membuat aku berfikir
"sejujurnya hubungan kita ini salah, bukan cinta yang salah namun keadaan yang memaksa cinta itu menjadi salah, dan aku pun tau bahwa ending dari hubungan ini adalah perpisahan". Jawab ku, kemudian kami sama-sama diam berfikir "apakah hubungan yang dijalani selama 5 tahun harus kandas karena terhalangnya sebuah tembok yang tinggi?"
"Temui aku besok disini, akan ku jawab pertanyaan mu itu"jawabku
Risa pun berpamitan pulang tanpa ada senyuman yang terukir di antara kami, setelah sampai di rumah risa langsung bercerita kepada ibu akan hubungan yang kujalani ini
"Nak, kalau dia mau mengikuti keyakinanmu ibu akan setuju, tetapi jika dia tidak mau mengikuti keyakinan kita, putuskan saja, cari laki-laki yang seiman, orang tuanya pun pasti tidak setuju jika anak mereka meninggalkan keyakinan keluarga mereka begitupun ibu dan bapak yang tidak mau kalau kamu mengikuti keyakinan mereka. Nanti malam, sholat istikharah ya minta petunjuk sama Allah SWT. Semoga besok pagi ada jawaban dari pertanyaanmu itu" jawab ibuku
"Iya bu, kalau gitu aku mau ke kamar dulu"jawabku dan di balas dengan anggukan dari ibuku
Setibanya di kamar risa langsung berfikir akan jawaban yang akan risa jawab untuknya, malam harinya risa pun sholat istikharah, meminta petunjuk kepada Allah SWT berharap esok hari ada jawaban yang pasti.
Esoknya ketika selesai bersih2 rumah bapakku memanggilku dan ingin berbicara serius kepadaku
"Nduk, kemarin ibumu sudah bercerita kalo kamu punya hubungan yang beda agama dengan seorang laki-laki, saran bapak mending kamu putusin laki-laki itu dan kalo kamu mau bapak mau jodohin dengan anak teman bapak, dia takhfiz Qur'an,baik,sabar, dan belum pernah berpacaran katanya juga dia lulusan pondok dan sudah bekerja di perusahaan yang syariah, hubungan kamu sama dia kan nanti bakal gk bisa sama-sama karna keluarga kita sama mereka pasti bertentangan, kalo kamu mau besok kita ketemu orangnya sekalian ta'aruf" jawab bapakku, kemudian bapak pun meninggalkan aku sendiri
Siang ini risa pergi ke taman menepati janjiku untuk bertemu dengan dia dan menjawab pertanyaan kemarin, kulihat dia duduk dengan raut wajah yang sudah tak sabar ingin mendengar jawaban dari mulutku
"Sudah lama kah" Ujarku sembari berjalan ke arahnya
"Tidak, baru 5 menit yang lalu"Jawabnya sambil tersenyum
"Kau sudah tau jawaban yang akan kau sampaikan? " pertanyaan darinya sukses membuat aku terdiam, aku bingung cara menyampaikan jawabanku, kulihat sorot matanya yang sedari tadi menunggu jawabanku
"Kita jalani saja masing-masing kamu sama keyakinanmu begitupun aku, aku sudah membicarakan ini dengan orang tua ku, dan kamu tau apa jawabnya? Mereka memintaku untuk memutuskan hubungan kita ini karna orang tuaku tidak setuju kalo kita bersama dan kalau pun kamu nanti mau pindah keyakinanpun orang tuamu pasti tidak akan menyutujuinya, tidak ada orang tua yang mau anaknya meninggalkan keyakinan keluarganya, dan aku rasa hubungan ini cukup sampai disini seharusnya aku tau akhir dari kisah ini, dan bodohnya aku mempertahankan semua ini, pulanglah cari wanita yang seiman denganmu diluar sana masih banyak yang mau sama kamu lagipun aku sudah di jodohkan dengan teman bapakku, rencananya nanti malam kami akan bertemu" jawabku panjang, kami saling diam tak tau harus apa
"Tapi, apakah tidak ada cara lain, aku mencintaimu sangat mencintaimu, aku sudah berjanji bahwa kita akan bersama hingga tua nanti." ujarnya,
"Kamu tahu sendiri kan apa yang menghalangi kita dan aku pun siap jika kamu mencari wanita lain karna aku sadar sebesar apapun cinta kita pada akhirnya perpisahan adalah jalannya" jawabku
"Apakah aku perlu meninggalkan keyakinanku agar kita bersama? "
"Jangan, kamu meninggalkan keyakinanmu atas dasar cinta bukan dari hati, dan juga orang tuamu pasti tidak rela jika anaknya meninggalkan keyakinan keluarganya"
"Hufftt........ Baiklah, kita selesai sampai disini semoga kamu bahagia walau bukan bersamaku" jawabnya sukses membuatku ingin menangis
"Kau pun juga" aku hampir tidak bisa menahan air mataku
"Aku pamit semoga waktu mempertemukan kita kembali" jawabnya sembari pergi dari tempat itu
Aku menangis sejadi-jadinya, air mata ini tak bisa ditahan lagi. Kulihat langit yang sangat mendung, sepertinya awan pun tahu akan hari risa yang sedang rapuh itu, risa segera mengelap air matanya itu dan kembali ke rumah ia yakin ibunya pasti mengkhawatirkannya. Setibanya di rumah risa di tanya oleh bapaknya terkait pertanyaan tadi pagi
"Nak, bagaimana dengan jawaban pertanyaan dari bapak tadi pagi? kamu mau atau tidak kalau tidak bapak gk akan maksa kamu, toh ini jalan hidupmu"
"Pak, insyaallah risa siap dan mau menerima tawaran dari bapak"
"Alhamdulillah, kalau begitu nanti bapak kabari teman bapak" bapak pun tersenyum bahagia mendengar pernyataan risa
Malam haripun tiba kini keluarga risa sudah mempersiapkan segala hal guna menyambut tamu penting ini, singkatnya sampailah keluarga teman bapak risa, risa yang masih di kamar merasa deg-degan tak karuan, setelah berbincang-bincang bapak pun memanggil risa untuk menemui keluarga teman bapaknya. Risa yang keluar dengan menggunakan gamis hitam jilbab pink seta sedikit polesan make up itu seketika membuat semua orang kagum
"Ini dia anakku risa, ayo risa kenalan dulu"
Pinta bapak
" Saya risa om "
" Oh ini risa, bapakmu sering cerita tentangkamu nduk, gimana kabarnya sehat" jawab om ikbal yang tak lain adalah teman bapakku
" Alhamdulillah, baik om"
"oh ya kenalkan, ini yusuf anak satu-satunya om, ayo yusuf kenalan dulu"
"Hmm iya abi, ris saya yusuf" sambil menundukkan kepalanya
" salam kenal saya risa "
Setelah perbincangan yang cukup panjang, om ikbal dan keluarga pun pamit pulang. Seminggu setelah pertemuan itu aku dengan yusuf semakin dekat, hari itu ketika aku sedang duduk di luar rumah, ada pesan masuk yang tak lain adalah rey, pria itu mengirim pesan ingin bertemu dengannya hari itu juga di cafe, risa pun segera bersiap-siap untuk menemui mantan kekasihnya itu, setelah sampai di cafe ia mencari pria itu, ternyata ia sudah duduk disana bersama seorang gadis, kulihat gadis itu tampak asing, wajahnya cantik bermata sipit,putih berambut hitam panjang seketika aku langsung paham alasan pertemuan ini.
" Permisi, apakah sudah menunggu lama? " tanyaku
" Ah, nggak kok baru saja kami sampai, duduk dulu, oh ya kenalin dia sasha dia calon istriku"
" Oh, hai risa salam kenal" sapaku sambil tersenyum
" Hai juga, sasha salam kenal juga" dia pun membalas dengan senyuman
" Ris, tujuan kami, kami mau ngundang kamu untuk pernikahan kami" ujar rey sembari menyerahkan sebuah undangan. Aku pun menerima undangan itu
" Minggu depan kalian menikah?"
" Iya, aku harap kamu datang"
"pasti, apakah ada yang lain aku mau pamit pulang, tadi aku izin cuma keluar sebentar"
"Iya gpp, silahkan, jangan lupa datang nya"
" Iya, ya sudah aku pamit dulu"
" Silahkan"
Aku pun pamit karena masih syok atas apa yang terjadi ia bingung antara sedih ataupun senang, ia senang rey sudah bisa melupakannya tapi ia sedih karena baru seminggu setelah mereka putus, rey akan menikah. Begitu sampai rumah ia langsung menyerahkan undangan rey itu
" Bu, apa aku boleh datang ke pernikahan dia? " tanya ku
" Ha, rey mau nikah" tanya balik ibuku
"Hmmm ia dia nikah minggu depan"
"kamu kuat ndak kalau datang, kalau kuat boleh tapi sama yusuf ya datangnya"
" Kuat kok bu, ya sudah saya kirim pesan dulu sama mas yusuf kalau dia nggak bisa ya aku pergi sendiri aja"
Aku pun mengirim pesan kepada mas yusuf, kulihat ia membalas pesanku ternyata ia bisa menemaniku menghadiri acara tersebut. Setelah mengirim pesan tersebut ia menunggu cukup lama dan akhirnya ada balasan, isinya yusuf bersedia untuk menemani risa pergi ke pernikahan mantan kekasihnya itu, lalu risa memberitahu ibunya. Seminggu kemudian ia menghadiri pernikahan rey dan sasha bersama yusuf.
" selamat ya, bahagia selalu semoga sampai maut memisahkan" ucap risa memberi selamat kepada rey dan sasha
" makasih, dan makasih juga sudah mau datang, oh ya dia yang kamu ceritakan itu?"
" iya, kenalin dia yusuf"
"rey" ucap rey sembari menjulurkan tangannya
" yusuf" dan dibalas dengan salaman dari yusuf
" oh ya kami permisi dulu ya, aku tadi pamit sama ibu cuma sebentar" pamitku
" oh ya tidak apa-apa, kalian sudah datangpun aku sangat senang" dibalas dengan sasha
Akupun lalu pulang, ternyata di rumah ayah ibu yusuf dan bapak ibu ku sedang mengobrol membahas pernikahan kami, kami pun terkejut karena mereka merencanakan pernikahan kami sangat cepat yakni 2 minggu lagi. Percepat... 2 minggu kemudian aku dan yusuf pun menikah meski belum sepenuhnya menerima mas yusuf sebagai suamiku namun insyaallah aku yakin ialah jodoh yang telah disiapkan untukku, kami pum hidup bahagia dan dikaruniai seorang putra
( didalam kehidupan masalah mencintai itu bukan sesuatu yang asing apalagi mencintai dengan yang berbeda keyakinan, tugas kita hanya sadar akan hal itu, jika tuhan sudah menghendaki untuk berpisah dan tak mungkim bersatu, maka selama apapun hubungan, perpisahanlah jalan yang memang harus ditempuh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar