Kearifan Lokal sebagai Landasan Pendidikan Karakter Siswa

 

Oleh: Putra Mahesandy Ramadanu

Nilai kearifan lokal menjadi hal yang dikhawatirkan akan punah ditengah perkembangan zaman (Faiz et al., 2020). Karena di era globalisasi yang semakin kompleks, pendidikan karakter menjadi pilar penting dalam membentuk generasi muda yang tangguh dan berintegritas, Namun, seringkali kita melupakan kekayaan budaya dan tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang, yaitu kearifan lokal. Kearifan lokal, dengan nilai-nilai luhurnya, sebenarnya dapat menjadi landasan kokoh dalam pembentukan karakter anak bangsa.

Kearifan lokal bukan sekadar kumpulan tradisi atau adat istiadat, melainkan juga cerminan dari nilai-nilai kehidupan yang telah teruji oleh waktu. Di dalamnya terkandung ajaran tentang gotong royong, toleransi, kejujuran, dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Nilai-nilai ini sangat relevan dalam membangun karakter generasi muda yang berintegritas dan berakhlak mulia.

Pendidikan yang berbasis kearifan lokal tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas bangsa. Dengan memahami dan mengamalkan kearifan lokal, generasi muda diharapkan mampu menghadapi tantangan zaman dengan bijak dan bertanggung jawab. (Musanna, A, 2011).

Di sisi lain, upaya integrasi kearifan lokal dalam pendidikan karakter menemui sejumlah tantangan, termasuk keterbatasan sumber daya, minimnya pemahaman guru, serta dukungan yang terbatas dari pihak luar. Beberapa studi kasus di daerah lain menunjukkan bahwa tantangan-tantangan ini kerap menghambat pelaksanaan program secara efektif (Sudarsana, 2016).

Menurut Yamin & Maisyaroh (2014), Implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal tidak hanya membawa manfaat pada aspek moralitas, tetapi juga berdampak positif pada perkembangan akademik dan non-akademik untuk anak bangsa. Pendidikan karakter yang diintegrasikan dengan kearifan lokal memberikan manfaat yang signifikan bagi pengembangan peserta didik. Kearifan lokal, sebagai warisan budaya yang kaya, mengandung nilai-nilai moral dan etika yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. (Suyanto, 2009).

Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan kearifan lokal dalam sistem pendidikan. Melalui pembelajaran yang kontekstual dan relevan, siswa dapat memahami dan menghayati nilai-nilai kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kearifan lokal tidak hanya menjadi pengetahuan, tetapi juga menjadi pedoman hidup yang membentuk karakter siswa.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Faiz, A., & Soleh, B. (2021). Implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran)7(1), 68-77.

Musanna, A. (2011). Rasionalitas dan aktualitas kearifan lokal sebagai basis pendidikan karakter. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan17(5), 588-598.

Sudarsana, I. K. (2016). Pemikiran tokoh pendidikan dalam buku lifelong learning: policies, practices, and programs (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia). Jurnal Penjaminan Mutu2(02), 44-53.

Suyanto. (2009). Pengembangan karakter siswa melalui pendidikan nilai dan moral. Yogyakarta: UNY Press.

Yamin, M., & Maisyaroh. (2014). Prinsip-prinsip inti dalam pendidikan karakter berbasis kearifan lokal. Jurnal Pendidikan Karakter, 4(1)

 

 

Kataba

KATABA : Komunitas Pegiat Literasi Santri Ma'had Al-Jami'ah KATABA adalah komunitas pegiat literasi di lingkungan Ma'had Al-Jami'ah IAIN Salatiga yang lahir pada 16 Maret 2017. Komunitas ini terbentuk dari inisiatif seorang mahasiswa kelas khusus Internasional (KKI) program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, yaitu Muhammat Sabar Prihatin. Pengalaman dan prestasinya di dunia literasi yang membludak, mulai dari prestasi lokal hingga internasional, membuatnya tergugah untuk menyalurkan bakatnya. Setelah sekian kali mengikuti berbagai event literasi, akhirnya ia merasa terpanggil untuk menciptakan sebuah wadah yang menaungi kompetensi orang lain. Pada suatu event bernama Pelatihan Jurnalistik Santri Nusantara yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2017, ia merasa terinspirasi untuk menyalurkan bakatnya dengan cara memberi jalan terang bagi mereka yang ingin menemukan potensi diri. Diciptakanlah sebuah komunitas literasi bernama KATABA.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama