KEMASLAHATAN KELUARGA Membangun Keluarga Penuh Berkah dan harmonis

 

Oleh: Aulia Rizki Nurwakhidah

            Keluarga merupakan sekumpulan atau sekelompok orang yang tinggal bersama dan memiliki hubungan dengan kerabat,adapun pengertian keluarga inti yaitu sekumpulan atau sekolompok orang yang tinggal bersama yang terdiri dari ayah,ibu,dan anak. Sekelompok atau sekumpulan tersebut bisa disebut keluarga karna memiliki ikatan yang sudah sah atau sudah menikah dan menjadi mahram.

            Keluarga adalah sebuah bagian terkecil msyarakat yang mempunyai tugas penting dalam membangun bangsa. Keluarga yang kuat dan harmonis akan menjadi pondasi yang kuat untuk pembangunan masyarakat dan bangsa. Adapun fungsi yang sangat penting dalam membangun keharmonisan keluarga yaitu fungsi kasih sayang,fungsi agama,fungsi pendidikan,fungsi perkindungan,fungsi sosialisasi,dan fungsi budaya dalam keluarga, selain fungsi ada juga peran yang strategis dalam keharmonisan keluarga yaitu pilar pendidikan agama.(Taufik & Mohsi, 2023)

            Lingkungan yang terbaik bagi setiap individu yang bertujuan untuk dapat membentuk perilaku atau kepribadian yang baik dan sehat merupakan keluarga yang harmonis. Perilaku maupun kepribadian yang sehat sangat diperlukan untuk membangun masyarakat yang sehat dan pada akhirnya dibutuhkan dalam membangun bangsa. Untuk menupayakan keharmonisan dalam keluarga yaitu dengan memahami perbedaan antara suami dan istri secara intens sebelum dilakukan nya pernikahan dan perkawinan, jika pasanagn tersebut mampu untuk menyikapi  perbedaan anatar mereka secara positif atau dengan baik dan selalu berkomunikasi secara intens,insyaallah perkawinan dan keluarga dapat diselamatkan.(Megawati Tirtawinata, 2013)

            Keselamatan dalam keluarga bisa diraih dengan memenuhi norma dan etika agama,termasuk norma dan etika sosial serta hukum alam. Dari kata keselamatan bisa diganti  dengan mendapatkan ridha dan berkah dari sang pencipta. Oleh karna itu ungkapan lain untuk bahagia yang hakiki adalah kebahagiaan,keharmonisan, dan ketentraman yang di berkahi dan di ridhoi sang pencipta.oleh karna itu, jika sudah di ridhoi dan di berkahi oleh sang pencipta pasti akan selamat. Sementara keselamatan, untuk memenuhi kesenangan,keharmonisan dan ketentraman yang sejalan dan sesuai dengan moral agama, yang termasuk dengan moral dan etika sosial serta hukum alam.(Nasution, 2008)

            Lahirnya anak-anak merupakan keberkahan dan amanah yang di berikan oleh sang pencipta yang akan menjadi generasi baru dalam islami. Dalam fase kehidupan, dari masih dalam kandungan sampai meninggal dunia kita selalu mengharapkan berkahnya para kiai. Ketika bayi yang masih dalam kandungan ibu dan ayahnya meminta tolong kepada para ulama,tokoh,dan masyrakat untuk mendoakan bayi tersebut agar bayi tersebut yang dalam kandungan tersebut jika terlahir kedunia diberikan kesehatan,keberkahan dan mendoaakan menjadi anak soleh, rangkaian doa tersebut biasaya dilakukan pada kandungan yang berusia 4 bulan.(habib syarief muhammad alaydrus, 2009)

            Proses islamiyah keluarga islam yaitu sejak dari lahir sampai meninngal dunia dan islam juga memandang penting dalam proses pendidikan anak. Keluarga juga tempat pertama terbentuknya masyrakat manusia yang memberikan pelindungan yang aman,sehat jasmani maupun rohani dan menumbuhkan dan membesarkan hati orangtua dan anak-anak,kehidupanpun menjadi tempat utama menumbuhkan atau mengembangkan kebaikan-kebaikan kelurga seperti kasih sayang sosial,kemurahan hati keluarga  dan keluarga tempat berlindungnya dari keburukan dan kesulitan dari luar maupun dari dalam.(Adolph, 2016)

 

DAFTAR PUSTAKA

Adolph, R. (2016). 済無No Title No Title No Title. 7(2), 1–23.

Megawati Tirtawinata, C. (2013). Mengupayakan Keluarga yang Harmonis. Humaniora , 4(2), 1141–1151.

Nasution, K. (2008). Membangun Keluarga Bahagia. Al-Ahwal, 1(1), 1–16. https://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/Ahwal/article/view/1124

Taufik, T., & Mohsi, M. (2023). Pola Pendidikan Moderasi Beragama Sebagai Pilar Keharmonisan Keluarga. Dirosat: Journal of Islamic Studies, 8(2), 222–230.

ALAYDRUS, Habib Syarief Muhammad. Agar Hidup Selalu Berkah. PT  Mizan Publika, 2009.

           

           

           

           

           

Kataba

KATABA : Komunitas Pegiat Literasi Santri Ma'had Al-Jami'ah KATABA adalah komunitas pegiat literasi di lingkungan Ma'had Al-Jami'ah IAIN Salatiga yang lahir pada 16 Maret 2017. Komunitas ini terbentuk dari inisiatif seorang mahasiswa kelas khusus Internasional (KKI) program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, yaitu Muhammat Sabar Prihatin. Pengalaman dan prestasinya di dunia literasi yang membludak, mulai dari prestasi lokal hingga internasional, membuatnya tergugah untuk menyalurkan bakatnya. Setelah sekian kali mengikuti berbagai event literasi, akhirnya ia merasa terpanggil untuk menciptakan sebuah wadah yang menaungi kompetensi orang lain. Pada suatu event bernama Pelatihan Jurnalistik Santri Nusantara yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2017, ia merasa terinspirasi untuk menyalurkan bakatnya dengan cara memberi jalan terang bagi mereka yang ingin menemukan potensi diri. Diciptakanlah sebuah komunitas literasi bernama KATABA.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama