Hadapi Pandemi Bersama Allah Swt
Oleh: Najwa Hakim
(Sumber ilustrasi foto: dokumen pengarang artikel)
Allah Telah menentukan peran unik setiap kita dalam hidup. Dengan hiasan karakter dasar yang mengiringinya. Untuk yang satu ini, kita sebaiknya bersikap menerima. Tentu, tidaklah mudah untuk belajar menjalani peran bawaan ini, menjadi Khalifah di bumi dalam bagiannya masing-masing. Karena itu, kita mesti menerima dengan wajar perbedaan peran satu sama lain.
Biarkanlah ada diantara kita yang memperkenalkan diri kepada khalayak ramai biarkan juga diantara kita ada yang tetap tersembunyi untuk menjaga keseimbangan hidup. Dalam bahasa awam, kita boleh beraktifitas di dunia formal maupun informal, memperoleh profit ataupun benefit, sepanjang tidak melupakan keterkaitan kita dengan Allah. Dengan begitu, kita akan lebih mudah menerima kenyataan bersamanya. Pertemuan antara kehendakmu dan kehendaknya bagaikan angin yang membatasi busur panahmu dengan sasaran.
Meskipun perhitunganmu sangat akurat, bisa saja angin membelokkan busurmu ke arah yang lain. Tugasmu pada sasaran, mempersiapkan segala kemungkinan untuk berhasil membidik tepat sasaran. Selanjutnya, biarkan ketentuan-Nya yang bermain. Karena sejujurnya kita memang tidak pernah tahu apa yang terjadi saat busur melesat dan mengarah kesasaran. Berbelokkah atau tetap lurus.
Meskipun perhitunganmu sangat akurat, bisa saja angin membelokkan busurmu ke arah yang lain. Tugasmu pada sasaran, mempersiapkan segala kemungkinan untuk berhasil membidik tepat sasaran. Selanjutnya, biarkan ketentuan-Nya yang bermain. Karena sejujurnya kita memang tidak pernah tahu apa yang terjadi saat busur melesat dan mengarah kesasaran. Berbelokkah atau tetap lurus.
“Keinginanmu untuk melulu beribadah padahal Allah masih
menempatkanmu pada posisi harus berusaha (Mencari Nafkah) termasuk syahwat yang samar. Sebaliknya, keinginanmu untuk berusaha padahal Allah telah menempatkanmu pada posisi melulu beribadah merupakan bentuk penurunan semangat dari tekad yang tinggi”(Tarikh Al-Hikam).
Dengan begitu, kita lebih tenang dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang baru terjadi di dunia ini. Kita lebih dapat bekerjasama membagi tugas untuk memutus rantai penyebaran virus ini, dengan kondisi yang lebih tenang dan stabil.Usaha dan harapan tetap dilakukan diiringi doa kepada Allah, akan menjadikan sempurna ikhtiyar kita sebagai umat beragama dalam menyelesaikan masalah, sesuai yang telah diajarkan dalam agama.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar