Mencari Arti Lebaran Yang Hilang di Telan Corona
Oleh: M. Wisnu Nugraha
(Sumber foto ilustrasi: google)
Hari raya idul fitri atau yang lebih dikenal dengan lebaran, yaitu sebuah momentum perayaan yang dilaksanakan setelah kita berpuasa selama sebulan penuh. Sudah menjadi hal lumrah memang, saat berlebaran maka pasti kita akan berkumpul dengan sanak saudara yang dekat maupun jauh, sekaligus momentum untuk menggeratkan tali silaturahmi antar sesama.
Namun, yang kita rasakan saat ini tentu bukan yang kita harapkan bersama, suasana lebaran yang seharusnya menjadi sebuah hari kemenangan yang penuh rasa bahagia, justru malah rasa was-was yang kita rasakan saat ini. Virus corona seolah-olah menjadi momok yang sangat menakutkan mengurung manusia dalam rasa kegelisahan. Sungguh tragis memang, air mata hari lebaran yang dulunya menandakan kebahagian. Tapi sekarang air mata itu menjadi hal yang sangat membingungkan, terlalu banyak rasa duka di hari lebaran ini.
Jangan Khawatirkan Ramadan yang Pergi, tapi Khawatirkan Usia Kita yang Tidak akan Sampai Kembali.
Kita pasti pernah mendengar ada beberapa orang yang bilang selamat tinggal Ramadan atau juga ungkapan Ramadhan jangan pergi. Tapi tanpa mereka sadari bahwa ucapan mereka itu keliru jika kita menilik lebih dalam lagi, maka tentu kita akan lebih memahami bahwa ramadhan itu tidak akan pergi meninggalkan kita, dia justru akan kembali lagi kepada kita.
Kita seolah-olah lupa bahwa yang akan pergi meninggalkan ramadhan untuk selama-lamanya itu diri kita sendiri. Maka anggaplah bahwa ramadhan sekarang adalah yang terakhir bagi kita, itu semua tak lain hanya untuk memotivasi kita untuk lebih giat dalam beribadah dan senantiasa mendekatkan diri dengan Sang Pencipta. Supaya kita lebih matang mempersiapkan bekal amal ibadah kita untuk menghadap Allah SWT.
Pada kenyataannya pun kita manusia tidak ada yang tahu kapan kita akan dipanggil oleh sang pencipta untuk menghadapnya, bisa saja besok, lusa bahkan saat ini juga. Sangat penting bagi kita menjaga perilaku kita setelah ramadhan ini. Jangan sampai justru kita malah kembali lagi ke jalan yang salah.
Momentum untuk Menjaga Kualitas Ibadah
Bulan Ramadhan menjadi bulan yang paling dinantikan kehadirannya oleh umat Muslim di seluruh di dunia. Tak lain karena, pada bulan itu setiap amalan kebaikan yang kita kerjakan akan di balas berlipat ganda oleh Allah SWT. Oleh karena itu, pada bulan ini bisa dikatakan hampir semua umat Muslim memperbaiki sekaligus meningkatkan kualitas ibadahnya. Seharusnya lebaran ini di jadikan momentum untuk memperbaiki diri kea rah yang lebih baik lagi, bukan hanya di bulan ramadhan saja. Apalagi dewasa ini, kita tengah di uji oleh virus corona yang sangat mematikan seharusnya menambah rasa takut kita kepada Allah SWT dengan memperbanyak ibadah agar senantiasa mendapatkan perlindungan darinya. Cara lain untuk menjaga kualitas ibadah kita adalah senantiasa mengingat kematian dengan begitu kita akan senantiasa merasa di awasi dan enggan melakukan perbuatan dosa.
Keep spirit 🔥dalam menulis Wisnuuu
BalasHapus