Salah Memilih
Nyimas Pupu
Gambar ilustrasi : Google
Laksa madya wiramu tangguh mengalahkan aku yang jauh dari kata sempurna …
gayamu memanjakan mata terayun dalm bayangan dalam pijar hingga lara ku dibawanya …
detik yang tak akan pernah berhenti dan terbangun,aku lengah akan janjimu …
kiranya aku yang membalas dengan senyuman manis lalu ku tusuk jalan pikirmu hingga kau
mati dalam fikir membalikan skenariomu … kamu tau, fikir cendekiawan sang aktor belawan
kian beradu …
Kelak kau akan tau dan menemukan titik pulang asalmu nanti …
kekosongan biarlah gelap,karena sinaran cahayapun membunuhmu karena silauan nya .. akarnya kuat namun tumbangnya merugi akan siapa yang melewati …
detir akan putusan rapuh akan patahan namun slalu ku ingat ucap mu yang slalu menjanjikan … hingga akhir nya aku tersisihkan dan hancur,iya itu pandangmu …
Lalu aku di belakangmu memegang pundakmu hingga kau di puncak tanpa melirikku yang mati tak berdaya tersedak nafas perlahan …
siapakah yang kau cari … demi apa kau berlari … hingga aku melepasmu,dan kau, ku tusuk dengan perjuangnku karena penghianatan tak ada yang abadi ..
kau hanyalah wayangku topeng ku dalam dalang yang kau injak … kau bohongi semua dengan kacamu yang ayu …
Pembohong akan kematianmu sendiri …
kebencian orang cerdas akan terbalik menjadi penguatnya untuk terus bangkit memuncak dan menjatuhkan dengan manis lawannya ..
lalu ia mengulurkan tangannya dan berkata," engkau kah dekat ku …
senyum tipis membelakangi berjalan menjauh … inikah yang kau janjikan hingga kau mendusta …
Kadang pikir yang tak sejalan dengan hati bertolak belakang akan hidup …
terimakasih diri yang menerima apa adanya hati meski tak sejalan pikir dan akhirnya kenyataan yg memenangkan karena keadaan …
bila kelak aku berhenti melangkah,ucap pada lelahku …
Membanting apa yang menjadi kenyataan tak mudah untuk di terima,
rindu yang tak kunjung menepi
kasih yang tak kunjung terbalaskan
akan kah semua habis dalam belukar luka yang ada …
pandangku pada langitan yang rintik turunnya hujan …
Ada hal yang begitu aku sesali hingga detik yang memutar waktu aku ingin kembali …
ucapku pada diri yang menemani …
Berjalan dimana kaki menapaki suatu jalan yang harus ku terima likunya keadaan ..
yang kadang aku sendiri tak memahami,
datang karena penasaran pergi karena tau kekurangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar