GLOW UP OR GLOW DOWN
Oleh : Isna Khoiriyah
“Alhamdulillah mak pak aku ketrima di IAIN SALATIGA, yeaayy”
“Alhamdulillah nduk, ya Allah” kedua orang tuaku tersenyum bahagia sampai meneteskan air mata.
Perkenalkan namaku Zaza kini umurku 18 tahun, aku menempuh pendidikan di IAIN Salatiga jenjang S1, dan sekarang aku sudah semester dua. Sedari SD aku sering dibully karena kulitku yang hitam dan kusam. Hampir setiap hari aku diperlakukan tidak baik dan menerima kata-kata kasar dari teman-temanku, ditambah karena orang tuaku terlilit hutang sampai keluargaku bangkrut dan teman-temanku menjauh karena orang tua mereka melarang mereka berdekatan denganku, katanya takut tertular hutang. Aku sangat kesepian, setiap hari hanya berdiam dirumah bermain bersama adik dan kakak perempuanku, mereka bernama Zeze dan Zizi.
Saat aku kelas enam SD ibuku melahirkan anak ke- 4 laki-laki, bernama Zuzu, setelah satu bulan kelahiran Zuzu, kak Zizi menikah dengan orang Jawa Timur dan memutuskan untuk tinggal bersama suaminya di sana. Semenjak kak Zizi menikah aku kehilangan teman bermain dan teman curhat, kak zizi selalu mengajariku tentang berbagai hal termasuk bagaimana cara menghadapi dunia. Aku terbentuk menjadi pribadi yang introvert, takut dengan suara keras, mudah baper, tomboy, egois dan keras kepala, dan aku juga anak Strict parent, kalian tahu kan apa itu Strict parents? Jadi strict parents adalah orang tua yang ketat dan menempatkan standar serta tuntutan tinggi pada anak mereka. Bagi kalian yang pernah atau sedang mengalaminya pasti sangat paham.
Saat aku lulus dari Sekolah Dasar, keluargaku memutuskan untuk pindah ke Semarang tempat kelahiran ayah, dan aku melanjutkan sekolahku di Semarang. Tiga tahun sudah berlalu, saat itu di tahun 2019 aku duduk di bangku SMA kelas 10 MIPA 1, dan aku mendapat kesempatan menjadi salah satu siswa kelas Akselerasi yang hanya menempuh pendidikan selama dua tahun, semenjak aku MTs dulu aku mendapatkan banyak ilmu agama dan pengalaman yang berharga. Aku rajin sholat, rajin mengaji, dan sangat patuh kepada kedua orang tuaku.
Namun, hidupku berubah semenjak covid-19 datang pada awal tahun 2020, masa-masa SMA ku terenggut karena sekolah yang daring, tidak ada interaksi dengan guru dan sesama murid, kenangannya hanya selama 7 bulan sebelum Covid-19 ada, aku stres karena banyak tugas yang menumpuk belum lagi masalah didalam keluarga, aku mendapat banyak tekanan dari berbagai sisi. Aku jadi mengabaikan sholat, jarang mengaji, sering membantah kepada orang tua, sering marah karena hal kecil, berperilaku kasar, mudah tersinggung, mudah marah,benci dengan diri sendiri, tidak focus dalam menjalankan aktivitas, menyakiti diri sendiri, pola makan tidak teratur, insomnia, sering berbicara sendiri di depan cermin, tidak merawat tubuh,kepala sering pusing dan badan terasa sakit semua, rasanya sangatlah tidak enak.
Akhirnya aku sampai disaat sebulan menuju ujian kelulusan yang juga dilakukan secara daring, disaat inilah depresiku lebih menjadi jadi, sampai ada suatu kejadian yang sebelumnya belum pernah aku alami, “bu, besok aku ke Jakarta, ikut sparing pencak silat sebelum aku ujian nanti”, “kenapa kamu ikut sparing? kamu itu perempuan jangan kayak laki-laki”, “aku akan berusaha sekuat tenaga besok, namun bukan ibu alasanku untuk berusaha sekuat mungkin, aku akan berusaha demi diriku, karena hanya aku yang tau usahaku”, “maksudmu apa?”, “memang seperti itukan bu, ibu selalu menghalangiku untuk berproses dengan alasan, ibu lebih tau segalanya dibanding aku, anak yang baru lahir tadi sore”, “berani kamu melawan ibu dasar anak yang gak diuntung, bisanya cuman bantah bantah terus, mau jadi apa kamu nanti, dasar anak durhaka”, hatiku sangat tersayat mendengar ucapan itu, “ibu gak tau apa yang aku rasain, aku setiap hari belajar sampe larut malam, gak bisa tidur, aku nangis aku setres pun ibu gak tau karena ibu gak pernah ngerasain di posisi aku” “PLAK”, ibu menampar pipiku, baru pertama kali aku ditampar oleh ibu kandungku, bertambah lebar luka sayatan dihatiku ini, “ibu jahat, ibu udah gak sayang sama zaza” aku pun berlari menuju kamar dan meninggalkan ibu.
Apakah aku akan GLOW UP atau sebaliknya menjadi GLOW DOWN?
Maksud dari glow up dan glow down di cerita ini tidak melulu soal fisik saja, istilah glow up umumnya digunakan untuk menggambarkan perubahan fisik maupun penampilan seseorang menjadi lebih baik. Namun belakangan ini, istilah glow up juga digunakan untuk menggambarkan kondisi mental seseorang. Sedangkan glow down, yang berarti kemunduran diri seseorang yang awalnya baik menjadi buruk.
Singkat cerita, aku lulus tepat 2 tahun dan melanjutkan pendidikan jenjang S1 ku di IAIN SALATIGA di tahun 2021. “Lucu ya sekolah 7 bulan tau tau lulus wkwk” batinku ketika melihat kertas yang bertuliskan Ijazah. Saat aku iseng-iseng sedang scroll Tik Tok untuk mencari informasi mengenai perkuliahan, ada video boy group asal Korea yang lewat di FYPku, namanya BTS. Video itu menunjukan bagaimana awal terbentuknya BTS, dan aku teringat ini adalah Boy Group yang digemari teman perempuanku sekelas sewaktu SMA dulu. Setiap hari mereka konser dikelas menyanyikan lagu BTS jadi suasana kelas sangatlah berisik ketika mereka bernyanyi, awalnya ketika aku melihat wajah para member BTS kok sama semua, yang mana Jungkook, yang mana J-Hope, yang mana Suga, dan lucunya lagi aku pikir V dan Taehyung itu dua orang yang berbeda dan Namjoon adalah member tertua, muka mereka cantik seperti perempuan.
Akupun tertarik untuk melihat video lain tentang BTS, lama kelamaan aku paham mengapa banyak orang yang sangat suka dengan BTS, aku menemukan beberapa lagu yang ternyata dibuat untuk penderita depresi dan lagu-lagu mereka dibuat atas pengalaman hidup mereka sendiri. Sejak saat itu aku menjadi ARMY sebutan untuk fans BTS, karena aku merasa mereka mengerti dengan keadaanku, mereka sangat paham apa yang sedang aku rasakan. Mereka juga sangat sayang pada ARMY, “ARMY adalah sayap terbang Bangtan dan Bangtan adalah tubuh untuk ARMY” –BTS. Aku suka mereka karena lagu-lagu mereka yang penuh makna dan motivasi, kisah perjalanan merekapun dapat dijadikan motivasi untuk semua orang yang sedang patah semangat.
Disaat itu depresiku belum sembuh tapi sudah membaik, ketika perkuliahan akan dimulai beberapa bulan lagi, aku memutuskan untuk mendaftar menjadi santri di asrama berlatarkan pondok pesantren modern milik kampus saat kuliah sudah luring nanti, tujuanku agar aku bisa lebih fokus dengan diriku, menambah ilmu agama, relasi pertemanan dan juga agar tau seluk beluk Kota Salatiga lebih luas. Waktu yang aku dambakan selama 2 tahun akhirnya tiba, kampus memberi pengumuman bahwa kuliah akan dilaksanakan secara luring mulai bulan November 2021.
Entah mengapa semenjak luring depresiku mulai kumat lagi, aku merasa insecure dengan teman kuliahku, mereka memiliki segalanya yang aku tidak punya, mereka pintar, berprestasi, ilmu agama yang bagus, semua yang mereka mau terwujud, motor dan mobil bagus, punya pacar yang pengetian, punya kakak yang selalu ada untuk mereka, orang tua yang selalu mendukung keputusan mereka, perekonomian yang stabil, sedangkan aku? bukannya aku tidak bersyukur dengan apa yang aku punya, tapi aku cape dengan semuanya aku juga mau seperti mereka, sekeras apapun aku berusaha rasanya sulit banget untuk bersyukur. Aku kesepian, sedih, merasa gak berharga, dan aku cuman bisa nangis dan nangis aku gak tau penyebabnya, aku masih punya keluarga dan teman yang banyak dan pendidikan yang aku impikan, tapi yang aku rasa hanya hampa.
Semua orang menyuruhku untuk rajin beribadah dan banyakin bersyukur, “kamu harus tetap maju, hadapi semua dengan pikiran positif” mereka gak tau apa yang aku rasakan, mereka hanya bertanya “kamu kenapa? Kamu baik-baik ajakan? kenapa kamu sedih?” aku jawab “aku gak ngerti” aku gak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku, aku gak tau apa masalah yang sedang aku hadapi, aku gak bisa menceritakan ini kesemua orang, saking gilanya pernah terbesit dipikiranku “aku pengen mati aja”. Dunia mengira hidupku bahagia dan sempurna, dunia mengira aku baik-baik saja dan tidak memiliki masalah, setiap hari aku hanya bisa menutupi kesedihanku dengan memakai topeng dan berpura-pura bahagia, aku gak mau semua orang tau aku sedih. Dibalik topeng, aku menahan sakit dan menahan tangis, batinku berteriak. Aku merasa tak berguna, merasa tertolak, merasa tidak ada harapan. Aku hanya ingin istirahat dan juga bahagia.
Waktu menunjukkan pukul 23:45, di Asrama ditemani derasnya hujan dan angin kencang membuat aku terbangun dari tidur. Aku melamun menatap jendela kamar yang tidak bertirai dan berinisiatif untuk sholat tahajud dan mengadu kepada Tuhan-ku, aku berhenti sejenak dalam sujud pada rakaat terakhir, “Ya Allah ampunilah hambamu yang penuh dosa ini, berikanlah hamba kebahagiaan dan rasa syukur atas apa yang telah kau berikan kepada hamba”, aku menangis dengan menahan suara agar tidak terdengar oleh teman sekamarku, batinku terasa begitu sakit, “hamba ingin kembali menjadi seorang gadis kecil yang lugu yang ceria dan menangis hanya karena kehilangan mainan, sedangkan dewasa menangis karena melawan kerasnya dunia dan menghadapi banyak tekanan dan rasa sakit yang lebih dari sekedar kehilangan mainan, menjadi dewasa sangatlah tidak enak Ya Tuhan, mengapa engkau berikan hamba cobaan yang begitu berat, sampai kapan hamba hidup dengan kegilaan ini Ya Tuhan sampai kapan? Ya Allah hambamu ini capek, hamba hanya ingin bahagia”. Sakit banget rasanya menahan nangis mulai usholli sampai assalamu’alaikum, sakitnya gak main-main waktu tahiat akhir udah lemes, udah gak bisa nahan nangis, pas salam sesegukan dan diakhiri nangis sejadi-jadinya. Menangis saat sholat adalah the level of pain tapi lega banget asli.
Aku terdiam melamun menatap jendela kamar dengan air mata yang masih mengalir, lalu aku ketiduran dengan badan menelungkup diatas sajadah. Esok harinya saat aku membuka mata aku terkejut karena melihat teman sekamarku bernama Rara, Nur dan Qila menatap wajahku dari atas, “waaaa setan” seisi kamar ikut kaget karena aku berteriak, “Zaza kamu kenapa tidur disini, masih pake mukena lagi?” Nur bertanya sambil memegang dadanya karena kaget tadi, “terus itu mata kamu kenapa bengkak dua-duanya? Kamu habis nangis ya?” Rara menyela, lalu Qila malah mengejekku “mungkin habis mengadu pada tuhan, karena crushnya sudah punya pacar wkwk”, “apa sih Qil, ngawur kalo ngomong” jawabku sambil melepas mukena. Lalu aku bergegas kekamar mandi dan bersiap-siap untuk kuliah pagi itu.
Hari sudah malam kembali, disitu aku membuka HP dan streaming YouTube, dan melihat MV BTS kesukaanku, setelah beberapa bulan menjadi ARMY depresiku kian membaik, aku rasa Tuhan mengirimkan perantara untuk membantu aku sembuh dari penyakitku, tidak hanya itu teman-teman terdekatku juga membantu agar aku lekas sembuh, orang tuaku tidak tau kalau aku depresi, yaa aku menyembunyikannya dari mereka, aku tidak mau mereka khawatir dan kesusahan karena penyakitku ini.
Diatas layar HPku muncul notif Whatsapp dari temanku yang sesama ARMY namanya Putri, “Za kamu gak nonton konser onlinenya BTS di LA? Masa ketujuh bujang kita duet sama umi Megan yang sholehot itu, ihh sebel”, “nggak put aku gak punya tiket onlinenya, harganya mahal” balasku, “ya udah ini aku rekamin buat kamu, biar kamu bisa liat si umi Megan yang solehot itu, pasti kamu bakal ikut gedek liatnya”, “wkwk iya put makasih yah, maaf ngerepotin”, “oke masama sans aja kale, aku lanjut nonton lagi yah, bye”, “bye put, have fun”. Putri adalah temanku yang paling pengertian dia mendukungku dalam segala hal, orangnya humoris dan romantis sayangnya dia masih jomblo haha.
Setelah sekian lama mengenal BTS depresiku mulai sembuh dan aku berpikir ingin mengubah diriku, aku ingin merawat diri, aku juga akan menjadi orang yang yang penuh percaya diri, berani, tangguh dan lebih terbuka, aku mau GLOW UP. Namun, disisi lain aku ingin merubah penampilanku menjadi seperti pria, karena sedari kecil aku tomboy dan aku tidak mau memaksa diriku untuk berpakaian feminin lagi, aku tidak akan memaksakan diriku demi memenuhi kehendak orang lain yang sebenarnya aku tidak suka, tapi tetap menjalankan kodratku sebagai wanita muslim.
Aku sekarang ingin bebas tidak lagi menghiraukan perkataan orang yang toxic, hidup hanya sekali jadi lakukan apa pun yang membuatmu bahagia, dan bersama siapa pun yang membuatmu tersenyum. Suga-BTS pernah berkata “kita dilahirkan tidak untuk menjadi sempurna, tapi kita dilahirkan untuk menjadi nyata”, aku ingin menjadi J-Hope yang selalu ceria, menjadi sepintar Namjoon, serandom Seokjin, sesavage Suga, sesoft Jimin, sesetia Taehyung dan sehebat Jungkook.
Dan saat ini aku sudah bahagia dan bisa bersyukur atas segala yang Allah berikan padaku. Mengapa saya harus menyembunyikan diriku yang berharga? Apa yang saya takuti? Bahwa aku harus menyembunyikan diriku yang sebenarnya. Akulah yang harus kucintai di dunia ini, diriku yang bersinar, jiwaku yang berharga. Aku akhirnya menyadarinya jadi aku mencintaiku, meskipun aku tidak sempurna, aku sangat cantik, akulah yang harus aku cintai. Saya mungkin terlalu blak-blakan dan tidak memadai, anda mungkin tidak dapat melihat hal-hal seperti kilauan malu-malu. Tetapi fakta bahwa versi saya ini adalah diri saya yang sebenarnya, lengan dan kakiku, hati dan jiwaku yang telah aku jalani sampai sekarang.
“I do What I do, so mind your own business, You can’t stop me loving myself” –BTS ‘Idol’
“Semua pengalaman yang kamu alami membuat kamu berkembang” –Jung Jungkook
“Kamu adalah satu-satunya orang yang dapat mewujudkan masa depanmu” –Kim Taehyung
“Cara kami menghabiskan waktu dapat menggambarkan diri kita sebenarnya” –Park Jimin
“Semua manusia unik dengan kemampuannya sendiri” –Jung Hoseok
“Dunia memang tak selamanya memberikan kebahagiaan? namun jangan jadikan itu alasan untuk berhenti berjuang” –Min Yoongi
“Kamu punya kemampuan untuk melakukan apa yang kamu mau” –Kim Seokjin
“Percaya pada dirimu sendiri dan segala kemampuan sekecil apapun” –Kim Namjoon
“Saat waktu berhenti aku akan mencarimu bagaimanapun halangannya, pada akhirnya aku berakhir disisimu, perjalanan panjangku telah berakhir dan sekarang aku kembali aku telah menemukan jalan kembali kerumahmu lagi. Jika Allah mengirimkan orang baik kepadamu, maka Allah sedang menyiapkan pahala bersyukur untukmu, tapi jika Allah mengirimkan seseorang yang membuatmu menangis bersedih, maka Allah sedang menyiapkan pahala sabar untukmu” –Zaza

Tidak ada komentar:
Posting Komentar