Senin, 21 November 2022

Perjuangan

 Perjuangan

Anik Muhniyati


"Uhuk,,,uhuk,,,uhuk!!!!" Suara yang selalu ku dengar dari sosok pahlawanku. Kegagahannya, kasih sayangnya dan pengorbanannya tak ada satupun yang bisa mengantikannya.


Jiwa dan ragamu yang selalu membara, keringat menetes menguyur tubuhmu kelelahan yang melanda di setiap waktu tapi engkau!!! Tak pernah merasakan semua itu badan yang ketar ketir terasa panas bagikan kobaran api unggun yang bisa menghangatkan tubuh seseorang, suaramu yang nyaring begitu merdu sudah tergantikan dengan batuk yang tak bisa terhenti, wajahmu yang rupawan selalu memakai topeng penuh canda tawa tergantikan oleh keriput,langkah kakimu yang lebar nan cepat kini terasa berat untuk melangkah.


Diri ini selalu bertanya-tanya dalam hati, apa aku hanya akan berdiam diri dan menerima semua nasib yang menimpaku, selalu berada di zona nyaman  mencari ketenangan dan kenapa sampai saat ini aku masih saja melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat sama sekali begitu naifnya diri ini, apakah engkau tak kasihan dengan semua perjuangan yang telah ia lakukan, dia rela bekerja  di bawah  panasnya terik matahari yang menyengat sampai hadirnya senja dengan perpaduan angin yang menghantam merasuki tubuhnya.


"Weee sadarlah!!! bangkitlah, larilah dari zona amanmu sejauh mungkin sekuat tenaga hingga engkau  menemukan mahkota yang bisa engkau berikan kepada pahlawanku, kukecup tanganya dan ucapan terimakasih yang terlontar dari perasaan yang paling dalam dan engkau mengenakan mahkotanya, gagahnya pahlawanku" ucapku dalam hati sambil menahan tetesan air mata yang berlinang. Tanpamu aku tak tau arah jalan kehidupan ini dengan hadiranmu yang selalu menuntunku penuh kesabaran bagikan cahaya yang selalu menyinari jalanku, hingga senyuman manis menamparku perpaduan rasa haru yang mengalir didarahku dengan kalimat syukur yang bergetar meronta-ronta di dalam lubuk hatiku ini.


Waktu yang terus berputar kini tugasmu sudah selesai pahlawanku, saat ini engkau telah membebaskan putrimu ini  dari pengawasanmu dan engkau telah menyerahkannya kepada sosok lelaki pilihanmu yang tampan rupawan  begitu juga dengan hati dan akhlaknya yang lembut seperti kain sutra. mulai saat ini kehidupan yang lebih pait akan meraja lela bertarung dengan pikiran,batin dan fisik yang  selalu siyap  mengerogotiku.


"Apakah aku bisa melewati semua ini pahlawanku?" tak terbayangkan apa yang akan terjadi padaku tanpa dirimu.

"Wahai putriku" dengan suara yang lemah lembut disertai uluran tangan mengelus kepalaku penuh kasih sayang. "Engkau memiliki hati yang baik putriku, engkau kuat seperti ultramen, engkau pasti bisa menghadapai semua ini" ucapnya penuh keyakinan. "Terimakasih pahlawanku engkau memang selalu mengerti apa yang ku rasakan dalam suka maupun  duka engkau selalu di sisiku. tapi sekarang waktunya putrimu ini memulai lembaran baru dengan atas ridhamu dan lelaki terbaik pilihanmu".


"Terimakasih pahlawanku engkau begitu berarti dalam hidupku aku tak kan pernah bisa membalas sekecil bakteri atas semua pengorbananmu yang telah engkau berikan pada putrimu ini"



                    _Tamat_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar