Minggu, 31 Maret 2024

MENTAL ILLNESS

Oleh: Dian Ayu Setianingsih


Semua yang datang akan pergi dan semua yang pergi akan datang kembali. Seperti itulah alur kehidupan yang mungkin saat ini sedang dia alami. Terkadang semua hal bisa saja terjadi secara cepat dan tanpa kami pahami bagaimana penyelesaian terbaiknya. Dimulai dari usia dini sampai saat tumbuh dewasa dengan sendirinya. Dia adalah orang yang menjalani keseharian tanpa bantuan dari berbagai pihak dan entah sejak kapan dia mulai nyaman dengan kesendirian tanpa bantuan siapapun itu. Dengan kesendirian nya itu dia merasa dapat menjalani hidup nya menjadi lebih terasa, di bandingkan dengan bantuan dari orang-orang yang hanya memaksa dia untuk mencapai kesempurnaan. Semua orang pasti tau bahwa kesempurnaan itu susah di gapai dan pastinya tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada yang bisa menggapai semua hal dengan sebuah kesungguhan dari sebuah penekanan seseorang.

Dia sudah merasa lelah dan letih atas semua yang di alaminya. Tentang hal yang terjadi saat itu, saat dia dipaksa dan ditekan untuk sempurna untuk mencapai segalanya yang di inginkan oleh orang-orang yang memaksa nya menggapai hal tersebut. Dia hanyalah manusia yang memiliki rasa lelah akan semua hal tersebut. Mungkin sepanjang perjalanan hidupnya baru akhir-akhir ini saja dia bisa merasakan kehidupan yang sewajarnya sebagaimana manusia lainya. Walaupun kehidupan saat ini hanya dia yang merasakan sendiri, tidak ada yang menemaninya. Dia tidak punya semua hal itu, tapi dia memiliki tuhan nya sebagai tempat dia cerita.

Dahulu saat dia belum mengenal dekat tentang tuhan nya dan saat belum ada orang yang memberikan pencerahan kepadanya tentang hal tersebut, mungkin saat ini dia masih dalam bayang-bayang orang-orang yang menginginkan dia mencapai kesempurnaan nya. Tetapi sejak saat itu dia tau cara artinya bersyukur dan belajar menjadi pribadi lebih baik dari yang dia alami selama ini. Dan dia memutuskan untuk menghilangkan semua hal-hal yang menambah beban nya dan menjauhi orang-orang yang memaksa dia untuk melakukan semua hal yang di anggap sempurna. Jika memang dia melaksanakan semua hal yang sempurna itu, pastinya masih ada saja orang-orang yang tidak puas dengan hasil itu. Terlebih orang-orang yang memaksanya mencapai kesempurnaan itu.

Tidak mudah untuk semua orang menjalani hari-hari yang penuh penekanan dan penuh perintah tentang kesempurnaan itu. Kebanyakan dari mereka merasa lelah dan lebih memilih untuk mengakhiri hidup nya dan merasa hal tersebut adalah jalan terakhir untuk menyelesaikan masalah nya. Dan lucunya dia hampir mengalami proses bunuh diri. Tetapi ternyata masih ada orang yang peduli dengan dirinya. Masih ada orang baik di dunia ini yang bisa menuntunnya ke jalan yang lebih baik, tetapi sangat disayangkan beberapa tahun kemudian setelah dia bisa menerima dirinya dan berubah menjadi lebih baik ternyata orang yang membantunya itu meninggalkannya terlebih dahulu. Dan tanpa dia tahu bahwa orang tersebut menderita penyakit jantung stadium terakhir yang sudah sangat parah. Dia menyadari bahwa masih banyak orang diluar sana yang berusaha tetap hidup, tetapi justru saat itu dia ingin mengakhiri hidupnya.

Sejak saat itu dia belajar bahwa banyak cara yang sebenarnya dapat membantu kita bangkit dari keterpurukan dan kehampaan serta keterpaksaan hasil suruhan orang-orang yang memaksanya. Dia terlahir dari keluarga berada dan dia merupakan anak satu-satunya. Sangat disayangkan bahwa orangtua nya meninggal dunia saat dia berusia delapan tahun. Saat itu dia sedang bersekolah dan duduk di bangku sekolah dasar kelas tiga. Tentunya anak seusia itu masih belum bisa menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Dia hanya mengikuti perintah dari paman dan bibi nya yang ditugaskan menurut wasiat dari orangtuanya bahwa harus menjaga nya sampai nanti dia bisa dan cukup umur untuk menerima harta warisan tersebut dan saat dia sudah mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.

Mulai saat dia tinggal dengan paman dan bibinya beserta seorang anak perempuan dari pasangan tersebut, dia sudah merasakan ada yang beda. Paman dan bibinya seperti membanding-bandingkan dari semua aspek yang ada. Padahal saat itu paman dan bibinya tinggal di rumah orangtua nya. Dia saat kecil tidak bisa berkomentar lebih banyak dan dia hanya bisa menikmati akan kecurangan yang ada. Dia selalu menjalani hal tersebut sampai dia paham bahwa ada yang aneh. Dia menyadari akan hal itu saat dia mulai memasuki bangku sekolah menengah pertama. Seorang anak yang sudah mulai memahami akan kebenaran dan kesalahan yang ada.

Sebab dia selalu merasa tidak dianggap kehadirannya dan juga dia selalu dipaksa menjadi yang terbaik dan selalu harus mencapai hasil yang sempurna. Sedangkan anak perempuan paman dan bibinya yang tidak pernah mendapatkan hasil yang baik selalu dipuji dan dibangga-banggakan. Sementara dirinya? Bahkan untuk dipuji dan dibanggakan saja tidak pernah. Sampai dia lupa kapan terakhir kali dia dipuji? Mungkin saat orang tua nya masih ada, dia masih bisa merasakan pujian dan kalimat kebanggan lainnya. Tetapi untuk sekarang? Tidak ada satupun kata atau kalimat yang baik tentang nya yang keluar dari lisan paman dan bibinya.

Jujur saja dia merindukan semua itu dan dia lelah akan hal itu, tetapi semenjak dia mulai mengerti ada kejanggalan nada yang harus diluruskan dia mulai memahami permainan yang dibuat oleh paman dan bibinya. Dia lelah tapi dia tetap mengikuti cara permainan dari paman dan bibinya. Selagi dia mengikuti semua permainanya, dia juga mencari cara bagaimana dia bisa keluar dari semua masalah yang ada saat ini. Pernah saat tengah malam tiba dia memikirkan untuk menyakiti diri sendiri karena dia berpikir bahwa hal itu dapat mengurangi rasa sakitnya. Dan ya dia melakukan hal itu, dia terus-terusan menyakiti dirinya sendiri disaat dia merasa lelah dan bingung harus bagaimana. Dia hanya bisa menutupi semua luka itu dan memendam segalanya sendiri. Dia tidak mengungkapkan semua hal yang dirasakan kepada siapapun itu. Sakit itu sudah pasti dan sudah jadi makanan nya sehari-hari.

Dia terus berusaha keluar dari masalah tersebut dan terus mengikuti permainan yang dibuat oleh paman dan bibinya, tetapi mengapa rasanya sangat sulit dan dia merasa terjebak didalam sumur yang sangat dalam. Sulit untuk mencapai jalan keluar yang sangat epik, seperti mustahil sampai dia berpikir apakah dia harus mengakhiri hidupnya saja?. Hanya itu yang memenuhi pikiran nya dengan bunuh diri menurutnya bisa mengakhiri semua masalah yang dia hadapi. Sedangkan pada kenyataan nya tidak seperti itu, justru dengan bunuh diri dapat membuat luka baru dan dapat menambah masalah menjadi lebih besar.

Saat dia sedang berada di posisi terendahnya maka hadirlah seorang yang sangat baik hatinya itu. Dia lah yang kami ceritakan pada awal cerita tadi. Dia yang selalu memberikan semangat dan juga hal yang positif yang dapat membuat dirinya menjadi pribadi yang lebih gembira dari pribadi yang sebelumnya. Pribadi yang tidak mau terbuka dan selalu merasa berhenti untuk hidup. Dia mencoba bangkit untuk memulai kembali hidupnya dan lagi-lagi dia masih berusaha untuk mengikuti permainan paman dan bibinya.

Sampai ketika dia duduk di bangku perkuliahan dia sudah berhak mendapatkan hak warisannya. Namun disayangkan semua kecurigaannya selama ini terhadap paman dan bibinya itu benar. Dia mencoba melaporkan kepada pihak yang berwajib dan memberikan semua bukti yang pernah dia cari tahu. Semua bukti tersebut diterima oleh pihak kepolisian dan diselidiki apakah benar atau hanya bohongan belaka. Dan pada dasarnya semua itu benar adanya, sehingga paman dan bibinya dipenjara juga akhirnya.

Dia bangkit dan berhasil menguak semua itu berkat seseorang yang selalu membantunya sembuh dan selalu mengajak nya untuk dengan pencipta nya. Dia selalu mengenang orang tersebut dan jika dia ada waktu luang, dia selalu menyempatkan untuk berkunjung ke makam orang tersebut. Hanya untuk mendoakannya dan berterimakasih atas segala bentuk bantuan yang orang tersebut berikan terhadap dia.

Dia mulai menerima dirinya yang sekarang dan dia berencana untuk membangun sebuah tempat kesehatan mental untuk semua orang-orang yang mengalami gangguan mental, gangguan dari lingkungan, tekanan batin, siksaan secara batin maupun penyakit yang mengganggu mental lainya. Dia akan membantu semua orang yang mengalami gangguan tersebut sampai sembuh dan bisa menjadi dirinya yang dahulu, yang selalu ceria tanpa merasakan sakit apapun itu. Karena dia sudah menjadi korban dari rasa sakit itu. Semua hal yang berkaitan dengan mental akan berdampak buruk jika dari diri pelaku tersebut tidak menanamkan nilai positif. Bisa saja orang-orang yang mengalami gangguan mental tersebut akan bunuh diri atau sama seperti dia yang melakukan self harm atau sering disebut menyakiti diri sendiri untuk mencapai ketenangan sesaat.

Orang yang mengalami hal tersebut harus mendapatkan perhatian khusus terlebih orang- orang yang sudah mulai berpikiran untuk bunuh diri. Kita sebagai manusia yang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi dan rasa tolong menolong yang tinggi harus selalu berada disamping nya dan selalu memberikan dampak positif kepada pelaku penyakit mental tersebut.

Dia sudah bertekat bahwasanya semua orang yang mengalami penyakit mental harus diatasi dengan serius tidak bisa dianggap sepele dan hanya dijadikan bahan bercandaan. Semua penyakit baik itu penyakit fisik maupun penyakit mental pasti ada jalan keluarnya. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha untuk mencapai jalan keluar tersebut dengan cara yang positif dan selalu menghindari hal-hal yang berbau negatif. Dengan adanya jalan keluar yang positif tentunya dapat membuat diri kita bahagia karena kita dapat terbebas darisemua beban yang menyakiti bahkan membuat lemah diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar