Adinda Tsamrotul Fuadah
Kampung Jalawastu, Desa Ciseureuh, Kecamatan Ketanggungan,
Kab Brebes, memiliki tradisi unik yang masih dilestarikan sampai sekarang.
Meski berlokasi di Jawa Tengah, Kampung ini memiliki adat budaya Sunda Wiwitan.
Untuk menjaga kelestarian adat tersebut, warga menggelar tradisi ngasa, tradisi
ngasa tersendiri adalah upacara adat masyarakat yang merupakan wujud rasa
syukur kepada Tuhan atas segala karunia-Nya. Tradisi ini juga disebut dengan
sedekah gunung. Prosesi ngasa ini digelar tiap Selasa Kliwon dan dilaksanakan
satu tahun sekali di sebuah hutan adat yang dikeramatkan, yakni Pesarean Gedong
(Imam,
2023).
Upacara ngasa merupakan ritus masyarakat dukuh Jalawastu,
Ngasa identik dengan apresiasi masyarakat jalawastu terhadap kosmologi alam
mereka yang hidup di kaki gunung Kumbang. Bagi masyarakat Jalawastu, upacara
ngasa atau sedekah gunung tidak sekedar ritual tahunan, tapi ngasa merupakan
upaya terakhir mereka dan yang masih tersisa dalam menegaskan soal identitas
serta eksistensi sebagai komunitas adat yang terpengaruh budaya Sunda (Wijanarto,
2020).
Masyarakat Jalawastu merupakan masyarakat yang menjunjung
tinggi hukum adat dan ajaran para leluhur. Mereka selalu menerapkan nilai-nilai
perdamaian, seperti toleransi, kebersamaan dan gotong royong dalam kehidupan
sehari-hari. Karakter positif tersebut tergambar pada pelaksanaan Upacara
Ngasa, sehingga dapat dijadikan model pendidikan perdamaian bagi masyarakat
Jalawastu dan masyarakat lainnya (Sukendro,
2021).
Sementara, Pemangku Adat Darsono menjelaskan, masyarakat
kampung jalawastu secara rutin melaksanakan upacara adat Ngasa setiap Selasa
Kliwon pada Mangsa Kesanga (kesembilan
dalam kalender Jawa) tiap tahunnya. Ritual mulai dilaksanakan dari kaki Gunung
Kumbang dan Gunung Sahara, Senin (9/3) malam. Dilanjut sehari setelahnya dengan
doa dan makan bersama. “Usai pembacaan doa oleh dewan kokolot acara ditutup
dengan makan bersama dengan menu utama nasi jagung dan umbi-umbian hasil
hutan.” Pungkasnya (Wasdiun,
2020).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Proses pendidikan
akhlak dalam budaya lokal “Ngasa” pada masyarakat Kamping Budaya Jalawastu
sudah tertanam secara turun temurun sejak dahulu karena merupakan nilai-nilai
asli kampung budaya Jalawastu terutama dalam setiap tahapan yang ada dalam
upacara Ngasa, terkandung proses pendidikan akhlak di dalamnya yaitu pada
tahapan persiapan (musyawarah dan semangat persaudaraan (gotong royong)), dan
tahapan pelaksanaan (keteladanan, norma sosial, kesederhanaan dan cinta budaya).
2) Perilaku masyarakat dalam budaya lokal “Ngasa” yang mencerminkan nilai-nilai
pendidikan akhlak di kampung budaya Jalawastu meliputi: akhlak kepada Allah
(syukur, dan tawakal) akhlak kepada sesama manusia (etika sopan santun,
sedekah, silaturahmi, tolong menolong, menjaga lisan, menghormati orang lain,
pemurah, dan berhati-hati) dan akhlak kepada lingkungan (Siti,
2019).
Referensi
Imam, S. (2023). Menjaga Adat Sunda Wiwitan Di Brebes,
Warga Jalawastu Gelar Ritual Ngasa. DetikJateng. https://www.detik.com/jateng/budaya/d-6593756/menjaga-adat-sunda-wiwitan-di-brebes-warga-jalawastu-gelar-ritual-ngasa
Siti, S. H. (2019). Pendidikan akhlak dalam budaya lokal “Ngasa” pada
masyarakat kampung budaya Jalawastu desa Ciseureuh Brebes. Uin Sunan
Kalijaga. https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37864/
Sukendro, M. & A. (2021). Pendidikan Perdamaian pada Kearifan Lokal
Upacara Ngasa Di Kampung Budaya Jalawastu, Kabupaten Brebes. Jawa Tengah. Damai
Dan Resolusi Konflik, 7 (3), 342–363.
Wasdiun. (2020). Lestarikan Adat Ngasa, Kampung Jalawastu Dinobatkan
Sebagai Warisan Budaya. Jatengprov.
https://jatengprov.go.id/beritadaerah/lestarikan-adat-ngasa-kampung-jalawastu-dinobatkan-sebagai-warisan-budaya/
Wijanarto. (2020). Ngasa, sedekah gunung masyarakat jalawastu.
Kompasiana.
https://www.kompasiana.com/wijanartowijan/5e57c73f097f366e52357602/ngasa-sedekah-gunung-masyarakat-jalawastu