Literasikataba.com, SALATIGA - Mudir Ma’had
IAIN Salatiga, Muh. Hafidz, M.Ag. memberi nasihat kepada seluruh calon mahasantri
Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga dalam pembukaan acara Penerimaan Santri Baru
(PSB) 2019 yang diselenggarakan pada Kamis, (01/08/19) di halaman kampus 2 Fakultas
Syari’ah.
“Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga belum bisa memberikan
fasilitas yang lengkap sebagaimana perguruan tinggi yang lain seperti, UIN
Malik Maulana Ibrahim Malang salah satunya. Di sana ada kurang lebih 3.000
mahasiswa yang bisa difasilitasi oleh Ma’had.” Tutur Mudir Ma’had dalam sambutannya.
Dikarenakan minimnya
kapasitas yang ada di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga, maka perlu diadakan seleksi.
Dengan adanya tes seleksi ini, menurut Mudir Ma’had, diharapkan dapat terciptanya
wilayah akademik yang lebih baik serta memiliki keilmuan yang bisa menjadi
modal untuk dikembangkan.
Dalam paparannya
ia meminta kepada seluruh calon mahasantri untuk menekuni dan serius dalam mengerjakan
tes agar mengetahui potensi mahasantri yang bisa dikembangkan untuk kemajuan akademik.
Mudir Ma’had
kembali menuturkan bahwa terdapat hal lain yang tidak kalah penting dari
kemajuan sisi akademik, yaitu makna dari
ma’had itu sendiri. “Memaknai ma’had tidak bisa dipahami dari arti
kebahasaannya saja, melainkan makna yang tersirat. Ma’had adalah tempat untuk berjanji
patuh aturan main yang ada di pondok pesantren dengan para pengasuh,” jelasnya dengan
menggunakan Bahasa Arab.
Ia menjelaskan
bahwa mahad merupakan tempat mengikat janji antara santri dengan para pengasuh.
Di sana para santri diwajibkan untuk patuh kepada aturan main yang ada dalam
pondok pesantren. Itulah mengapa dinamakan ma’had. Pak Hafidz juga menjelaskan asal
kata mahad yang berasal dari kata al-ahdu yang artinya “janji”. Sedangkan
ma’had berarti tempat berjanji untuk bersunggguh sungguh dalam menuntut ilmu.
Selain makna
mahad yang menjadi tempat berjanji, menurut Mudir Ma’had, sisi penting dari fungsi
ma’had adalah Litafaqquh fii diin, yaitu untuk memperdalam agama. Adapun
peran lain yang muncul seperti regenerasi para ulama itu adalah peran-peran
lain yang dibawa oleh pesantren. (Fairuza, Septi /red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar