Rabu, 31 Juli 2019

Pesan Mudir Ma’had dalam PSB 2019



Literasikataba.com, SALATIGA - Mudir Ma’had IAIN Salatiga, Muh. Hafidz, M.Ag. memberi nasihat kepada seluruh calon mahasantri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga dalam pembukaan acara Penerimaan Santri Baru (PSB) 2019 yang diselenggarakan pada Kamis, (01/08/19) di halaman kampus 2 Fakultas Syari’ah.


“Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga belum bisa memberikan fasilitas yang lengkap sebagaimana perguruan tinggi yang lain seperti, UIN Malik Maulana Ibrahim Malang salah satunya. Di sana ada kurang lebih 3.000 mahasiswa yang bisa difasilitasi oleh Ma’had.” Tutur Mudir Ma’had dalam sambutannya.

Dikarenakan minimnya kapasitas yang ada di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga, maka perlu diadakan seleksi. Dengan adanya tes seleksi ini, menurut Mudir Ma’had, diharapkan dapat terciptanya wilayah akademik yang lebih baik serta memiliki keilmuan yang bisa menjadi modal untuk dikembangkan.

Dalam paparannya ia meminta kepada seluruh calon mahasantri untuk menekuni dan serius dalam mengerjakan tes agar mengetahui potensi mahasantri yang bisa dikembangkan untuk kemajuan akademik.


Mudir Ma’had kembali menuturkan bahwa terdapat hal lain yang tidak kalah penting dari kemajuan  sisi akademik, yaitu makna dari ma’had itu sendiri. “Memaknai ma’had tidak bisa dipahami dari arti kebahasaannya saja, melainkan makna yang tersirat. Ma’had adalah tempat untuk berjanji patuh aturan main yang ada di pondok pesantren dengan para pengasuh,” jelasnya dengan menggunakan Bahasa Arab.

Ia menjelaskan bahwa mahad merupakan tempat mengikat janji antara santri dengan para pengasuh. Di sana para santri diwajibkan untuk patuh kepada aturan main yang ada dalam pondok pesantren. Itulah mengapa dinamakan ma’had. Pak Hafidz juga menjelaskan asal kata mahad yang berasal dari kata al-ahdu yang artinya “janji”. Sedangkan ma’had berarti tempat berjanji untuk bersunggguh sungguh dalam menuntut ilmu.

Selain makna mahad yang menjadi tempat berjanji, menurut Mudir Ma’had, sisi penting dari fungsi ma’had adalah Litafaqquh fii diin, yaitu untuk memperdalam agama. Adapun peran lain yang muncul seperti regenerasi para ulama itu adalah peran-peran lain yang dibawa oleh pesantren. (Fairuza, Septi /red)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar