Anak-anak Kata
Ali Hamidi
Ilustrasi: google
/1/
Dini hari Ibu pergi memetik pelangi bernama Indonesia
Seusai sampai di tanah yang subur
Ibu menanam beberapa bahasa anak-anak Indonesia
Yang baru saja saling mengenal
/2/
Setelah agak dewasa, Ibu merawat mereka menuju bhineka tunggal ika
Memakaikan kain-kain hangat
Yang terbuat dari rajutan-rajutan tangan
Yang kait-mengait berpelukan
/3/
Kemudian Bapak menyapa mereka
Dan gerimis bermacam-macam bahasa menjawabnya
Hujan turun seketika
Membasahi dan melerai angin-angin yang menggoyang
/4/
Cuaca, pada hari Minggu
Anak-anak kata yang dirawat, sempat menjadi dewasa
Dan pergi merantau
Menuju wacana-wacana
/5/
Anak-anak kata yang tumbuh di warung kopi
Duduk di meja menu yang tak bisa dicoret lagi
Terkadang ia keluar dari perbincangan-perbincangan sederhana
Masyarakat yang mampu melawan pahitnya kopi, daripada nasibnya sendiri
/6/
Anak-anak kata yang hidup di koran-koran
Berjalan dari jalan ke ruang-ruang
Hanya tersentuh orang-orang yang berkaca mata
Dan berakhir di toko gorengan
/7/
Anak-anak kata yang tertidur di perpustakaan
Melawan kebosanan Senin ke Minggu
Yang hanya berisi suara-suara kosong
Dan terkadang ia melamun di toko buku
/8/
Anak-anak kata yang nasibnya paling buruk
Menjelma duka dalam berita
Bahwa seorang manusia tertangkap meraup dana sesama
Dan memakannya sembunyi-sembunyi
/9/
Anak-anak kata yang lebih buruk nasibnya
Menjelma keadilan dan rupiah-rupiah
Yang membekali suara-suara kosong itu
Menjadi keputusan-keputusan
/10/
Anak-anak kata yang baik nasibnya
Ikut bersama Ibu dan Bapak sepanjang waktu
Terbang ke langit setiap waktu
Menjelma do’a-do’a
Salatiga, 14 September 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar