Gara
Nyimas Pupu
Gambar Ilustrasi dari Google
Memasuki tahun ketiga setelah kepergiannya. Zahfa masih menyimpan rasa yang sama padanya meskipun balasannya tak sama. Ada kalanya,perasaan itu musnah bahkan mereka adalah kata kita yang seharusnya tak bersama. Kadang kala,perasaannya menggebu merindukan sosok bernama Gara, iya dia . Setiap nama itu terngiang di telinganya, ia berharap kembali pada masa sisa tiga tahun itu. Nama yang selalu ia cari,terdiam melamunkan diri selalu menjadi kebiasaannya.
Pemberitahuan dari pengeras suara menyadarkan Zahfa dari lamunannya. Gadis itu langsung berdiri lari menuju ruangan yang selalu menjadi keluhan kebosanannya,langkahnya melambat seiring nafasnya kembang kempis. Dia yakin dengan muka semrawutnya itu akan mendapat ocehan lagi dari gurunya, sekencang apapun ia lari dari tempat nyamannya ke tempat terpuruknya pasti saja tetap terlambat, dan benar saja .
Pagi, Bu,,. Sembari lirik semua temannya hanya menatap padanya dengan mata sinisnya itu.
Ohh zahfa, silahkan masuk Fa, kelas akan segera di mulai.
Baik,Bu …
Langkah kecilnya mulai menjangkah dan duduk melepaskan nafas bebasnya.
Serttt … Tangannya ditepis Zalin,
Kamu Lin, apaan sih.
Lah, harusnya aku yang nanya kamu Fa, kamu kenapa?
Suttt,.. sutttt ahh nanti aku jelasin
Emm,,. Iya iya dehh ...
Taman dikala senang dan susah selalu ada dan hadir menjadi tempat sandaranku, Zalin yang selalu membuat aku bangkit dari keterpurukan rasa yang menyiksa. Kesal, jengkel dan bosan dengan curhatanku selalu tentang dia yang mungkin tak akan kembali.
Plakk,,.. plakk
Kebiasaan deh
Hehe maaf Fa, katanya tadi mau cerita?
Ehh, iya
Yaudah ayo,di tempat biasa ya …
Saling memandang dan
Hahahaha basecamp
Jadi, kamu telat masuk kelas cuma karena mikirin dia ? idihh,,
Kamu jangan gitu dong Lin, gitu-gitu juga kan pangeran hatiku.
Fa, aku pulang duluan yah, biasa Mamah udah ngechat nih . Iya Lin, maaf ya aku gak bisa nganterin kamu, Hehehe iya gak apa-apa santuy.
Bergegas pulang sembari menunggu taksi lewat,terbesit dalam pikiran Zalin, andai kamu tau fa, seorang yang kamu khayalkan, yang kamu dambakan itu orang yang sama bahkan ia adalah belahan jiwaku .
Kring… kring… getaran handphone zilah, spontan tanpa berpikir panjang ia menjawabnya. Hening hanya ada satu suara.
Sayang,, Hallo Sayang ,,
Langkah zilah terhenti, bentur akan pikirnya…
Hallo,hallo … seseorang itu masih menyapa zilah dari telepon
Iya, Ra ada apa …
Aku dari tadi manggil-manggil kamu loh, kok kamu gak nyaut?
Iya Ra, maaf
Plakk, seseorang menepuk pundak Zilah. Sesaat Zilah terdiam tanpa kata .
Hai, Lah kok kamu belum pulang,
Emm,,emm
Sayang sayang sayang, hallo sayang … tutt tutt tutt
Zil, kenapa telponnya kamu matiin,
Fa, kamu, emm emm
Sayang ! suara lantang. kamu, kamu emm , siapa yang manggil kamu sayang Lah .
Gemuruh gludug, awan hitam mulai menggumpal tetesan hujan turun diantara tatapanku pada zahfa tanpa berkutik aku harus cerita dari mana sedang aku adalah pisau pemotong senyumnya penggores celah lukanya.
Dimasgara ya ? Gara yang manggil kamu sayang dengan kedok pertemanan Lah ? kamu jangan diem aja Lah, jawab pertanyaanku !
Kring,, kring,, kedua mata mereka tertuju pada HP Zilah, bertuliskan SAYANG
Iya halo,
Sayang , sayang! ZILAH ( Suara kesal )
Aku Zalfa Ra, bukan Zilah…
Tutttt tutttt telpon ditutup
Menunduk tersengguk sengguk, lirih dengan mata memerah derai air mata menatap kawan sejatinya,menusuk celah kekecewaan . Lalu apa artinya teman sejati ? GRAKK GRAKK TIDDS TIDDS suara klakson
Lari dan memeluk zilah dengan erat,
Kamu,kamu … Terlambat Ra, Sandiwara kalian terlalu halus hingga aku tak menyadarinya, hingga aku tertipu…
Lepasin aku Ra, seharusnya kamu peluk Zilah, bukan Zahfa . Namun pelukannya tetap erat bahkan Zilah sesak bernafas, Kamu salah paham Fa.
Dimasgara jauh lebih dulu mencintaimu sebelum kamu mencintainya ..
Apa,, kamu gak salah ngomong kan Lah?
Gara nyaut !
udah gak usah ngomong lagi bawel, cie pelukannya gak mau selesai ya …
Fa, Gara nelpon ku, iya benar . Tapi itu pakai Hp pacarku, ya jelas suaranya Gara dan di kontak namanya Sayang …
Kalanya kehidupan dalam persahabatan,percintaan membuat seorang mati dan hidup sesuai apa yang ia pikirkan. Terimakasih telah mau menunggu ku, teruntuk pangeranku .
Selama ini dia menempuh pendidikan di luar negeri karena orang tuanya sedangkan aku sibuk memikirkan hal yang seharusnya tak aku pikirkan. Zilah mencintai Gara hanya sebatas mengagumi dan tak lama kemudian ia menemukan pilihan hatinya. Aku, ya aku bertahan mencintai Gara meski tanpa kabar dan bahkan aku gak tau menau ternyata Gara pun mencintaiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar