KASIH SAYANG YANG TAK TERGANTIKAN

 

KASIH SAYANG YANG TAK TERGANTIKAN

Oleh : Tri Murti Azahra


 

Hai, namaku zahra aku anak dara, aku anak ke tiga dari empat bersaudara, kehidupan ku begitu banyak cerita entah yang sedih atau bahagia bagiku, aku ingin sedikit menceritakan kehidupanku yang dulunya tidak pernah terbesit sedikit pun dalam pikiranku, bahwa akan terjadi padaku, diwaktu aku benar benar belum siap untuk hal itu.

 Aku masih ingat hari itu, ketika aku kehilangan sebuah kasih sayang dari sosok wanita yang sangat luar biasa dalam hidupku, saat detik itu saya merasa hidupku tak berarti dan terasa hampa, aku sampai berfikir bahwa tuhan tak adil.

 "Tuhaannnn", mengapa ini terjadi padaku! disaat aku masih sangat butuh nasehatnya, bimbingannya untuk kehidupanku dimasa-masa remaja, aku sangat "merindukannya" Tuhaannnnn. Aku masih ingat senyumnya itu, yang selalu membuatku merasa bahagia. Aku masih ingat pelukan yang hangat itu, yang selalu membuatku merasa nyaman, dan aku ingat ketika aku sakit ibu yang selalu merawatku dengan penuh kasih sayang. Tapi sekarang, semua itu hanya kenangan.

Ibu telah pergi, meninggalkan aku dengan kesedihan yang tak tergantikan. Aku merasa seperti kehilangan bagian dari diriku sendiri. Kasih sayang ibu, yang selalu ada untukku, sekarang hanya tinggal kenangan. Aku tahu bahwa ibu telah pergi ke tempat yang lebih baik. Tapi aku tidak bisa, tidak merasakan kesedihan. Aku akan terus mengingat kasih sayang yang ibu berikan kepadaku.

Hari-hari berikutnya, aku merasa seperti berjalan di atas awan. Aku tidak bisa merasakan apa apa, tidak bisa berpikir jernih. Aku hanya bisa merasakan kesedihan dan kehilangan yang tak tergantikan. Aku tahu bahwa ibu ingin aku menjadi kuat, ingin aku menjadi orang yang bisa menghadapi kesulitan dengan percaya diri. Aku tahu bahwa ibu ingin aku menjadi orang yang bisa membuatnya bangga.

Jadi, aku memutuskan untuk menjadi kuat. Aku memutuskan untuk menghadapi kesulitan dengan percaya diri, aku memutuskan untuk membuat ibu bangga, meskipun ibu tidak ada lagi di sampingku. Aku tahu bahwa kehilangan sosok ibu adalah sesuatu yang tak tergantikan. Tapi aku juga tahu bahwa aku bisa membuat ibu bangga dengan menjadi orang yang kuat dan percaya diri, dan itu adalah sesuatu yang akan aku lakukan, selama hidupku. “Berbaktilah kepada orang tuamu sebelum kehilangannya, Ibu adalah sosok yang tidak akan bisa tergantikan”.

Kataba

KATABA : Komunitas Pegiat Literasi Santri Ma'had Al-Jami'ah KATABA adalah komunitas pegiat literasi di lingkungan Ma'had Al-Jami'ah IAIN Salatiga yang lahir pada 16 Maret 2017. Komunitas ini terbentuk dari inisiatif seorang mahasiswa kelas khusus Internasional (KKI) program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, yaitu Muhammat Sabar Prihatin. Pengalaman dan prestasinya di dunia literasi yang membludak, mulai dari prestasi lokal hingga internasional, membuatnya tergugah untuk menyalurkan bakatnya. Setelah sekian kali mengikuti berbagai event literasi, akhirnya ia merasa terpanggil untuk menciptakan sebuah wadah yang menaungi kompetensi orang lain. Pada suatu event bernama Pelatihan Jurnalistik Santri Nusantara yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2017, ia merasa terinspirasi untuk menyalurkan bakatnya dengan cara memberi jalan terang bagi mereka yang ingin menemukan potensi diri. Diciptakanlah sebuah komunitas literasi bernama KATABA.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama